JAKARTA – Pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan akan kembali dua angka pada 2022 oleh Bank Indonesia (BI), hal itu merupakan peningkatan yang lebih tinggi dibandingkan proyeksi sebelumnya, ditopang oleh kecukupan likuiditas perbankan.

Baca Juga : Gunakan Jasa Perbankan dan Investasi, Kemendagri: Teliti Lebih Dahulu

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan bahwa pertumbuhan tersebut akan berada di angka 9 hingga 11 persen.

“Pertumbuhan kredit pada tahun ini diperkirakan lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya, menjadi dalam kisaran 9 persen-11 persen (yoy),” tutur Perry dilansir dari CNNIndonesia.com.

Perbaikan kinerja kredit ini sejalan dengan dorongan BI agar perbankan meningkatkan penyaluran kredit kepada sektor prioritas dan inklusif. Selain itu, juga memperkuat sinergi dengan pemerintah, serta otoritas lainnya, dan dunia usaha.

Perry memaparkan hingga Juli ini, berbagai jenis kredit mengalami perbaikan baik kredit modal kerja, kredit investasi, hingga kredit di sektor ekonomi lainnya.

Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit perbankan juga tetap longgar, terutama di sektor industri, perdagangan, dan pertanian seiring dengan membaiknya persepsi risiko kredit.

Dari sisi permintaan, Perry menjelaskan bahwa pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, tercermin dari perbaikan penjualan terutama di sektor perdagangan dan industri. Dengan kondisi ini, maka pertumbuhan kredit lebih tinggi dinilai bisa tercapai di tahun ini.

“Perbaikan kinerja tersebut meningkatkan kemampuan membayar dan belanja modal korporasi, serta meningkatkan permintaan pendanaan dari korporasi,” kata Perry.

Sebelumnya, pertumbuhan kredit mengalami kontraksi akibat pandemi covid-19. Pada 2020 lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pertumbuhan kredit perbankan terkontraksi 2,41 persen.

Kemudian pada 2021, pertumbuhan kredit perbankan kembali bangkit dan tumbuh 5,24 persen sepanjang tahun lalu. Diharapkan, tahun ini kredit bisa tumbuh lebih tinggi lagi hingga 11 persen.