JAKARTA – Proyeksi ekonomi global diturunkan oleh Standard Chartered Bank dari 3,4 persen menjadi 3 persen sebab risiko resesi AS dan Uni Eropa ditengah lonjakan inflasi.

Baca Juga : Isu Indonesia Akan Terjerumus Resesi, Sri Mulyani Angkat Suara

 

Yang menarik dari bank tersebut ialah perkiraannya terhadap ekonomi Indonesia yang akan pulih dalam waktu singkat tahun ini, bahkan proyeksi pertumbuhan ekonomi RI naik dari 4,8 persen menjadi 5,1 persen pada 2022.

Ekonom Senior Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra mengatakan bahwa permintaan yang melonjak pasca pandemi serta terisolasinya daya beli konsumen di Indonesia atas guncangan harga skala global diprediksi dapat menopang pertumbuhan ekonomi.

“Permintaan yang melambung setelah pandemi dan terisolasinya daya beli konsumen Indonesia terhadap guncangan harga energi di tingkat global diperkirakan menopang pertumbuhan pada paruh kedua tahun ini,” ujarnya dilansir dari CNNIndonesia.com.

Ia juga menjelaskan, Pemulihan ekonomi Indonesia diharapkan meluas pada semester kedua ini, khususnya di sektor perdagangan, transportasi, manufaktur, dan jasa, yang seiring dengan perbaikan mobilitas dan aktivitas ekonomi.

Harga komoditas, sambung dia, kemungkinan akan tetap tinggi pada paruh kedua ini yang tidak hanya berdampak positif pada perekonomian Indonesia, khususnya industri pertambangan dan pengolahan komoditas. Tetapi juga, memberi ruang kebijakan untuk mendukung pertumbuhan.

Ruang kebijakan yang dimaksud terjadi melalui pendapatan fiskal yang lebih tinggi dan mengurangi dampak ketidakseimbangan eksternal, serta berujung pada nilai tukar rupiah yang lebih stabil.

Di sisi lain, Bank Indonesia (BI), Aldian meyakini akan bersifat lebih moderat dalam kebijakan moneter terkait suku bunganya.

Kemungkinan terdapat kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada kuartal III 2022 atau kuartal I 2023, sebelum memutuskan naik ke level 4 persen pada akhir tahun depan.