Kebiasaan yang Berulang

Saat bertengkar dengan pasangan, mengambil keputusan untuk diam sementara mungkin baik agar situasi menjadi kondusif. Namun, kebiasaan silent treatment yang sering tak disadari justru dapat membuatnya melakukan hal tersebut berulang-ulang hingga menjadi sebuah kebiasaan.

Bahkan perlakuan diam ini dapat memunculkan perilaku meniru dari pasangan yang menjadi korban untuk melakukan hal yang sama. Tentu hal ini tak baik jika tidak disadari dan hentikan. Sebab silent treatment dapat menjadi awal rusaknya sebuah hubungan karena tidak menemukan solusi di setiap pertikaian.

Tindakan Kekerasan

Meskipun bentuk dari silent treatment adalah diam, namun nyatanya seseorang dengan sikap demikian justru dapat memicu timbulnya tindakan kekerasan, baik emosional maupun fisik.

Yup, aksi diam yang terus-terus dilakukan oleh seseorang setiap pembicaraan ataupun pertengkaran dapat memicu lawan bicaranya melakukan tindakan kekerasan untuk menuntut jawaban atau penyelesaian masalah yang ia butuhkan.

Merusak Hubungan

Akibat kepiawaian seseorang yang kerap melakukan silent treatment, tentu akan membuat konflik yang terjadi tidak akan pernah menemukan penyelesaian.

Melansir dari Very Well Mind, orang yang suka melakukan silent treatment ini sering menjadikan aksi diamnya sebagai bentuk menghindari tanggung jawab atau tidak mau mengakui kesalahannya. Bahkan, hal yang mengkhawatirkan dari silent treatment adalah hubungan yang dibangun akan menjadi toxic dan berujung pada berakhirnya hubungan tersebut.

Baca Juga : Gelar LDK-XV, FKPPM-BTT Fokus Dorong Mentalitas dan Intelektual Kader

Nonton Juga