JAKARTA – Indonesia berpeluang kecil alami resesi sebab dinilai sebagai negara dengan pemulihan ekonomi yang cepat, hal itu diungkapkan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani sebab daya tahan ekonomi Indonesia lebih baik dari negara-negara maju dunia.

Baca Juga :Ekonomi Indonesia Kwartal II 2022 Tumbuh 5,44 Persen, Berikut Penjelasannya

Pernyataan tersebut bercermin dari perekonomian Indonesia yang bertahan di atas 5 persen sejak kuartal I yakni 5,01 persen dan naik 5,4 persen pada kuartal II.

Dirinya juga menyebutkan perekonomian Indonesia tetap kuat di tengah berbagai tekanan global disebabkan oleh sinergi kebijakan fiskal dan moneter hingga riil.

Kebijakan fiskal dilakukan dengan menjadikan APBN sebagai shock absorber atau bantalan saat terjadi guncangan atau krisis, mulai dari energi, pangan hingga keuangan. Kebijakan ini bahkan membuat inflasi Indonesia tidak melonjak setinggi negara lain.

Meski demikian, APBN dinilai tak bisa terus menjadi penopang, terutama saat perekonomian mulai pulih. APBN harus dijaga kesehatannya agar bisa terus membantu masyarakat saat datang krisis lanjutan di masa mendatang. Caranya dengan membayar pajak.

“Menjaga pajak untuk menjaga Indonesia, menjaga agar keuangan negara jadi instrumen jangka panjang mendukung pembangunan dan pemulihan ekonomi lebih lanjut,” pungkasnya dilansir dari CNNIndonesia.com.