Pada kesempatan itu, Teguh Setyabudi menginformasikan bahwa meskipun angka Prevalensi Stunting di Kalsel, masih cukup tinggi, namun status Prevalensi Stunting Provinsi Kalimantan Selatan telah mengalami penurunan dari tahun 2019 sebesar 31,7% menjadi 30,0 % di tahun 2021.

Sementara itu, di Kabupaten Banjar prevalensi Stunting mengalami kenaikan dari 37,6 % pada tahun 2019 menjadi 40,2% pada tahun 2021.

Selanjutnya di Kabupaten Hulu Sungai Tengah mengalami kenaikan dari 27,5% dari tahun 2019 menjadi 29,6% pada tahun 2021 dan terakhir di Kota Banjarmasin mengalami penurunan dari 28,6 % pada tahun 2019 menjad 27,8% pada tahun 2021.

“Dalam penanganan stunting ini akan dipantau langsung oleh Wakil Presiden selaku Ketua Tim Pengarah Percepatan Penurunan Stunting” ujar Dirjen Bangda.

Hasil dari kegiatan ini nantinya menjadi rekomendasi yang perlu ditindaklanjuti oleh Pemerintah Kalimantan Selatan dan Kabupaten/Kota.

“Upaya percepatan penurunan Stunting harus menjadi gerakan bersama secara sinergis antar pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Selatan dengan seluruh pemerintah daerah Kabupaten/Kota melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD), TP-PKK, dan para pemangku kepentingan lainnya,” tutup Teguh.

Baca Juga : Dirjen Dukcapil Kemendagri: Perhatikan “4P” Dalam Membangun Kinerja