RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Mahfud MD, menanggapi persoalan kekeringan yang terjadi di dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah, akibatnya warga di Distrik Agandugume dan Lambewi kelaparan.

Baca Juga : Wamendes PDTT Tinjau Embung di Desa Gemblengan Klaten

Menurutnya, Pemerintah Republik Indonesia telah mengerahkan seluruh bantuan ke lokasi.

“Misalnya, Kemensos, Mabes Polri, Pemda (Pemerintah Daerah), Kodam, Polda itu semua sudah menyiapkan kebutuhan sehari-sehari (Di lokasi bencana) yang di perlukan.Terutama era tanggap darurat sampai tanggal 7, ” terang Mahfud MD dalam keterangan Pers, Kamis (3/8/2023).

Namun, ia mengungkapkan kendala utama adalah akses menuju lokasi bencana, sehingga trasportasi yang membawa logistik bantuan mengalami hambatan.

“Trasportasi itu dari Jakarta ke Papua mungkin mudah, tapi ketika masuk ke Distrik Agandugume tempat kejadian itu.Memang tergantung pada cuaca,” ungkapnya

Pasalnya, Mahfud MD mencoba menganalisa cuaca di lokasi bencana tersebut tidak pasti.

“Kadang kala cuaca disana berubah secara mendadak, sementara pesawat yang bisa masuk pesawat kecil. Karena landasannya hanya 600 meter,” pungkasnya.

Dengan alasan itu, Mahfud MD menganggap perlu membutuhkan waktu pesawat mendarat untuk menunggu cuaca baik.

“Tidak mudah juga, karena harus di antar (Bantuan) lewat darat.Ke kampung-kampung yang terjal ada diketinggian ada di bawah,” ucapnya.

Kemudian, Mahmud MD meyakini tentang ancaman keamanan dari organisasi sparatis bersenjata.

“Di sana distrik sudah ada kantor TNI yang menjaga,” ujarnya.

Lebih lagi, Mahfud MD menyatakan bahwa di sana sudah ada kesepakatan antara Bupati, TNI, Tokoh adat, Tokoh agama guna menjamin keamanan di lokasi bencana itu.

“Bantuan ke distrik tersebut bisa sampai dengan aman dan bisa di antar ke masyarakat aman.Jadi gangguan dari pengacau keamanan tidak ada,” tutupnya.

Sebagai informasi, TRIBUNJOGJA.COM, PAPUA – Bencana kekeringan melanda dua distrik di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Akibatnya, warga di Distrik Agandugume dan Lambewi kelaparan.

Bahkan, enam warga dilaporkan meninggal dunia. Satu di antaranya anak-anak. Bupati Puncak, Willem Wandik mengatakan sebelum meninggal dunia, para korban mengalami lemas, diare, panas dalam dan sakit kepala.

“Enam warga meninggal dunia akibat bencana kekeringan ini dan juga kelaparan bagi masyarakat di daerah terdampak,” katanya, Rabu(2/8/2023).