JAKARTA – Besaran subsidi energi direvisi oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang nyaris menyentuh Rp700 triliun atau tepatnya, Rp698 triliun.

 

Ia menjelaskan anggaran subsidi energi tidak akan berkurang, karena alokasi pertalite dan solar, berpotensi jebol pada Oktober 2022 yang buat negara harus menambah alokasi agar cukup sampai akhir tahun.

 

Hingga kini, alokasi pertalite tercatat sebanyak 23 juta kiloliter (kl) dan solar subsidi 15 juta kl.

 

Pemerintah memprediksi alokasi tersebut akan jebol hingga 29 juta kl untuk pertalite dan 17 juta kl untuk solar.

 

Dengan asumsi kurs Rp14.700-Rp14.800 per dolar AS, Sri Mulyani memperkirakan anggaran subsidi energi berpotensi tembus Rp698 triliun.

 

“Dengan perkembangan itu, subsidi dan kompensasi yang sudah kami naikkan ke Rp502 triliun, itu tidak mencukupi, artinya Rp502 triliun sudah pasti dipakai semua, bahkan akan naik menjadi Rp698 triliun, karena tadi volume naik dan kurs lebih lemah dan harga minyak di atas US$100 per barel,” jelas Sri Mulyani dilansir dari CNNIndonesia.com

 

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan akan menambah subsidi BBM dengan mengalihkan subsidi energi yang diberikan tahun ini.

 

“Saya bersama dengan menteri sosial dan gubernur Bank Indonesia diminta untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa pemerintah akan memberikan bantalan sosial tambahan sebagai bentuk pengalihan subsidi BBM Rp24,17 triliun,” ucap Ani.

 

Tambahan subsidi tersebut berupa bansos atau BLT sebesar Rp600 ribu kepada 20,65 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM), dan BLT sebesar Rp600 ribu untuk 16 juta pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta per bulan.