“Track record-nya bagus syukur, mukanya ganteng syukur, bicaranya manis, itu dipilih. Kalau enggak ya jangan, jangan pertaruhkan negeri ini kepada orang yang tidak memiliki perhatian kepada kita semua, cek track record-nya,” kata Yaqut, Jumat, 29 September lalu.

Pada kesempatan itu, Yaqut turut menyinggung Pilgub DKI Jakarta 2017 serta Pemilu 2014 dan 2019 yang dinilai menggunakan agama sebagai alat berkuasa. Ia menilai hal tersebut sebagai preseden buruk bagi Indonesia.

Pernyataan Yaqut lalu direspons oleh Jazilul dan Cak Imin. Jazilul mengaku pihaknya menyiapkan langkah pendisiplinan terhadap Yaqut.

Ia pun menilai seharusnya konstituen PKB mampu membedakan mana kader PKB yang asli dan palsu.

“Kalau sebagai kader PKB, kami tentu sudah menyiapkan langkah-langkah pendisiplinan,” kata Jazilul, Minggu, 1 Oktober kemarin.

“Mana kader palsu, mana kader beneran, mana yang sesuai dengan visi partai dan taat pada seluruh perintah partai dan mana yang bukan,” ucapnya.

Sementara itu, Cak Imin merespons dengan mengatakan ucapan Yaqut adalah omongan buzzer alias pendengung yang tak layak dilontarkan oleh seorang menteri.

“Itu omongan buzzer ha ha ha,” kata Cak Imin.