Ilham melakukan uji coba dengan menggunakan alat ini di Desa Pandak, Masamba. Ia berharap, dengan teknologi ini dapat membantu petani dalam upaya pemupukan.

“Cukup di pondok sawah, pencet-pencet remote, alat ini otomatis langsung menyemprot sendiri,” terangnya.

Saat ditanya berapa berat alat tersebut, termasuk wadahnya, dan berapa ketinggian maksimal drone, termasuk daya jelajahnya seperti apa, Ilham dengan lugas menjawab bahwa drone memiliki berat 5 kg dan wadah untuk menampung pupuk seberat kurang lebih 10 kg.

“Berat drone kurang lebih 5 kg, berat wadah yang dibawa sekitar 10 kg, sementara ketinggian disesuaikan dengan aplikasi dan sasaran tanaman. Jangkauan terbang bisa sampai 1 km, tetapi kita hanya bisa masukkan aplikasi sesuai luas lahan yang akan disemprot,” urai Ilham.

Ia menjelaskan jarak yang ditempuh untuk sekali terbang mencapai satu hektar.

“Untuk satu kali terbang itu bisa satu hektar, di mana titik terakhir semprot aplikasi drone akan mencari kembali untuk memulai,” sambungnya.

Apa yang dilakukan Ilham tentu akan memantik rasa penasaran warganet, seperti apa hasil dari penggunaan pesawat nirawak tersebut.