Jakarta – Mantan Perdana Menteri Inggris, Gordon Brown, mengatakan, Airfinity, sebuah perusahaan informasi dan analitik alamiah, menemukan 100 juta dosis vaksin COVID-19 ditimbun di negara-negara kaya belahan bumi utara yang akan kedaluwarsa pada Desember 2021.

Baca Juga: Pesan WHO Soal Mencampur Dosis Vaksin COVID-19

Hal tersebut disampaikan usai Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) terkait peningkatan vaksinasi COVID-19, Rabu (15/9/2021).

Lanjutnya, dari 5,7 miliar dosis vaksin COVID-19 yang ada , hanya 2 persen diantaranya berada di Afrika.

“Ini akan menjadi tragedi politik yang mendalam dan kolektif jika KTT ini melewatkan kesempatan untuk menindaklanjuti dosis (vaksin COVID-19) yang seharusnya segera ditransfer ke negara-negara miskin,” tuturnya.

Sungguh sangat tidak masuk akal jika negara-negara termiskin di dunia harus membayar limbah vaksin dengan nyawanya.

“Tidak masuk akal bahwa 100 juta vaksin harus dibuang dari persediaan negara-negara kaya sementara populasi negara-negara termiskin di dunia akan membayar limbah vaksin kami dengan nyawa yang hilang,” beber Brown.

Hambatan regulasi untuk ekspor vaksin COVID-19 harus diatasi dengan tanggung jawab biaya penggunaan vaksin yang ditimbun. Harusnya para pemimpin dunia mengambil langkah lebih lanjut terkait tukar kontrak pengiriman.

“Tidak ada yang aman di mana pun sampai semua orang aman di semua tempat,” tutupnya.