SERANG – Senyawa etilon glikol dan dietilen glikol disebut oleh Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin sebagai penyebab kematian pasien gagal ginal akut pada sejumlah negara dan obat-obatan dengan kandungan tersebut diproduksi di Indonesia.

Baca Juga: Astra Motor Sulsel Resmi Kenalkan New CBR250RR, Supersport Unggulan di kelasnya

Budi menyatakan kasus serupa juga terjadi di negara lain dan diakibatkan oleh obat yang mengandung senyawa tersebut.

“Sebenarnya kasus ini terjadi di banyak negara lain, di India, China, segala macem. Etilon glikol dan dietilen glikol itu menyebabkan kematian banyak di negara (lain). Yang kita lihat obat yang dikonsumsi yang meninggal itu diproduksi di sini,” kata Budi dilansir dari CNNIndonesia.com.

Budi mengatakan sampel darah 99 pasien gagal ginjal akut yang meninggal dunia mengandung etilon glikol dan dietilen glikol. Selain itu, pihaknya juga telah memeriksa obat yang dikonsumsi balita tersebut.

“Tapi intinya memang ada beberapa dari sudah ada 99 balita yang meninggal, terus 99 balita itu kita periksa ada kandungan zat kimia berbahaya di dalamnya, etilon glikol dan dietilen glikol,” ujarnya.

Budi pun meminta BPOM untuk mempercepat penelitian dan mengeluarkan keputusan, obat mana saja yang menyebabkan gagal ginjal pada anak-anak dan harus ditarik dari peredaran.

“Kita ambil tindakan preventif, kita tahan dulu sementara, supaya tidak bertambah lagi korbannya balita-balita kita. Kalau obat urusan dokter, tapi kita tahan ke dokter dan apotek-apotek sampai nanti BPOM memastikan obat mana yang sebenarnya berbahaya,” ujarnya.

Sebelumnya, Kemenkes melaporkan total kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia mencapai 206 orang per Selasa (18/10). 99 orang di antaranya meninggal dunia.

Kemenkes pun mengimbau masyarakat yang sudah terlanjur membeli obat sirop jangan mengonsumsi lagi dan bisa membuang obat tersebut.