JAKARTA – Aksi Risma memarahi pendamping bansos Program Keluarga Harapan (PKH) di Gorontalo mendapat perhatian publik, dikabarkan terjadi kesalahpahaman saat rapat kerja yang dilaksanakan di Gorontalo.

Baca Juga : Bupati Pangkep Ucapkan Selamat Hut ke-76 TNI

Sekretaris Jenderal Kemensos Harry Hikmat mengatakan Risma sudah meminta maaf melalui pesan via WhatsApp (WA) kepada Gubernur Gorontalo Rusli Habibie, Idah Syahidah yang merupakan Anggota Komisi VIII DPR RI.

“Ibu [Risma] sudah minta maaf ke Ibu Idah, anggota Komisi VIII, bu Idah mungkin forward WA ke pak Gubernur, dan pak Gubernur langsung meminta maaf juga ke Ibu Risma karena ini masalah miskom,” katanya dilansir CNNIndonesia, Senin (5/10).

lanjutnya, terjadi kesalahpahaman saat rapat kerja distribusi bantuan sosial di Gorontalo, diketahui semula pendamping PKH yang bernama Fajar Sidiq Napu, mengatakan ada 26 nama penerima bansos PKH yang dicoret dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial. Setelah diteliti, nama ke-26 orang tersebut masih terdata dalam sistem bansos PKH, hanya saja penyaluran bansosnya belum terealisasi.

“Jadi ada 26 KPM, miskomnya di situ, jadi disebut sudah dicoret, sebetulnya bukan dicoret tapi belum cair, ada kekeliruan di pendampingnya. Tapi sudah diklarifikasi dan juga sudah minta maaf,” ujarnya.

Ia menambahkan, kekeliruan terjadi karena kondisi rapat yang ketat dan susana yang melelahkan.

“Iya wajar lah komunikasi seperti itu, itu namanya komunikasi publik, kan ibu sangat terbuka. Jadi miss komunikasi karena waktu Ibu [Risma] memimpin rapat itu kan sangat ketat, banyak aspek yang dibahas,” tuturnya.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengaku tersinggung dengan peristiwa tersebut. Diketahui pihak pendamping serta Rusli sudah meminta maaf kepada Risma terkait aksi Risma itu.