“Ada selisih mulut, masalah anak. Itu, ribut, ribut, ribut. Ini merasa ini tanah saya, yang merasa, yang satu lagi ‘saya dikasih suruh jalan ke sini’, dari omongan Pak Haji Ali (almarhum),” pungkasnya.

“Ada selisih mulut, masalah anak. Itu, ribut, ribut, ribut. Ini (Sidik) merasa ini tanah saya, yang merasa. Yang satu lagi (Puji), saya dikasih (almarhum Haji Ali) suruh jalan ke sini, dari omongan Pak Haji Ali,” katanya.

Awalnya, akses jalan ke rumah Puji yang ditutup oleh Sidik tidak seluruhnya tertutup. Namun, setelah pihak Puji tetap meminta agar akses jalan tetap lebar, Sidik memutuskan menutupnya secara keseluruhan.

“Yang punya tanah ini, Sidik ini, bilang, ‘Pak RT, Bu Puji lapor ke sana. Gimana? Kalau rame, saya tutup sekalian. Tapi kalau nggak, ya udah. Surat di ini (tanda tangan)’. Tapi tetap Bu Puji nggak mau, minta jalanan dilebarkan,” jelas Harsono.

“Nah, sampai sekarang udah mau ya itu mau di-share suratnya tadi. Tetap dia nggak mau akhirnya udah bikin rame Bu Puji. Ya udah, bikin rame,” pungkasnya.