Tindakan pembatasan kebebasan berekspresi dan berpendapat justru mencitrakan kontestasi demokrasi Indonesia yang buruk di mata publik termasuk wilayah yang lebih luas di level dunia. Republika.co.id, 2023 merilis bahwa pada kesimpulannya, indeks kebebasan berekspresi dan berpendapat belum ada perkembangan signifikan pada masa kepemimpinan Jokowi periode kedua, bahkan justru menurun. Kesimpulan itu disampaikan berdasarkan hasil kajian selama lima tahun terakhir oleh Lembaga SETARA Institute bersama INFID.

Berikut penjelasan yang dikutip Republika.co.id, 2023: “Kalau dibandingkan dengan akhir periode pertama Jokowi yang mencapai 1,9 atau tidak pernah capai angka dua, dan angka itu selalu turun terus-menerus,” kata peneliti SETARA Institute Sayyidatul Insiyah di kawasan Menteng, Jakarta, Ahad (11/12/2023). Laporan lain, Amnesty Internasional Indonesia menerbitkan dengan judul Meredam Suara, Membungkam Kritik Tergerusnya Kebebasan Sipil di Indonesia. Secara khusus pada halaman 51, setidaknya mencatat rekaman kekerasan fisik dan pembatasan kebebasan berekspresi dan berpendapat di Papua.

Jika mengingat kembali (seperti juga tercatat dalam laporan yang sama, Amnesty Internasional Indonesia) pada September 2019, ada gelombang gerakan yang melakukan demonstrasi melibatkan ribuan mahasiswa, serikat buruh, aktivis, dan kelompok masyarakat sipil lainnya memberikan sinyal peringatan terhadap kemunduran demokrasi di Indonesia. Karena gerakan itu merespon demokrasi secara umum tetapi sub elemen kebebasan berekspresi dan berpendapat menjadi problem berikutannya.

Demokrasi Indonesia menurun, artinya tidak sedang baik-baik atau menjadi sakit atau buruk. Sakitnya demokrasi diakibatkan karena sakit hati dan pikiran manusia. Kesakitan demokrasi karena kesakitan manusia yang menghidupkan demokrasi. Maka esensinya demokrasi itu manusia, martabat manusia. Karena itu Jeritan kesakitan Sue memiliki korelasi yang kuat dengan kontestasi demokrasi dalam kaitannya dengan kebebasan berekspresi dan berpendapat di muka umum di Papua yang dampaknya pada level Indonesia.

YouTube player