RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Badan Keamanan Israel (ISA) bersama-sama mengkonfirmasi pada hari Kamis bahwa pemimpin Hamas Yahya Sinwar dibunuh di Jalur Gaza oleh tentara Israel, Rabu (16/10/2024).

“Tentara IDF dari Komando Selatan melenyapkan Yahya Sinwar… dalam sebuah operasi di Jalur Gaza selatan,” ungkap militer Israel dalam sebuah pernyataan.

IDF mengatakan bahwa pasukannya menewaskan tiga militan dalam operasi tersebut, dan salah satunya terbukti sebagai Sinwar, yang memiliki peran dalam pembunuhan dan penculikan banyak warga Israel.

Berdasarkan pernyataan tersebut, Sinwar tewas setelah bersembunyi selama setahun terakhir di tengah penduduk sipil Gaza, baik di permukaan maupun di bawah tanah, di terowongan Hamas di Jalur Gaza.

“Puluhan operasi yang dilakukan oleh IDF dan ISA selama setahun terakhir, dan dalam beberapa minggu terakhir di wilayah di mana dia dieliminasi, membatasi pergerakan operasional Sinwar saat dia dikejar oleh pasukan dan menyebabkan dia tersingkir,” lanjut isi pernyataan tersebut.

Saat sebelum IDF mengeluarkan pernyataan, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengonfirmasi kematian Sinwar dalam pesanannya kepada rekan-rekannya di luar negeri, dengan menyebut bahwa ini merupakan pencapaian militer dan moral yang signifikan bagi Israel.

Menurut Menteri Luar Negeri Israel, bahwa penghapusan Sinwar membuka peluang untuk segera membebaskan para korban penculikan Israel dan membawa perubahan menuju realitas baru di Gaza, tanpa pengaruh Hamas atau Iran.

Sebagai sosok kunci dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, Sinwar diangkat sebagai pemimpin Hamas pada bulan Agustus setelah kematian mantan pemimpin Ismail Haniyeh di Teheran.

Sinwar lahir pada bulan Oktober 1962 di kamp pengungsi Khan Younis di bagian selatan Jalur Gaza. Ia pernah dipenjara oleh Israel beberapa kali sebelum akhirnya dilepaskan pada tahun 2011.

Setelah bebas, Sinwar terpilih sebagai anggota biro politik Hamas dalam pemilihan internal gerakan tersebut pada tahun 2012, di mana ia bertanggung jawab atas urusan keamanan.

Pada tahun 2013, ia mengambil alih kepemimpinan Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, dan mengkoordinasikan upaya di antara biro politik dan kepemimpinan brigade.

Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai kepala biro politik gerakan ini di Gaza, dan pada tahun 2021, ia kembali terpilih untuk masa jabatan kedua selama empat tahun dalam pemilihan internal gerakan tersebut.

YouTube player