Fenomena ‘Prabowo Effect’ : Dongkrak Suara Paslon Pilkada 2024
Padahal, sebelum pilkada, Yulius Selvanus sempat disigi hanya bakal mendapat elektabilitas 4,2 persen.
Di Jawa Barat, yang merupakan provinsi dengan daftar pemilih tetap (DPT) tertinggi, calon gubernur (cagub) Dedy Mulyadi-Erwan Setiawan unggul jauh.
Lembaga survei politik Charta Politika Indonesia dan Kedai Kopi merilis bahwa pasangan 02 mendapatkan 57,52 persen suara, sementara pasangan 01 mendapat 42,48 persen suara dengan data masuk sebanyak 99,99 persen.
Fenomena serupa terjadi di Pilgub Sulawesi Utara (Sulut). Pasangan Yulius Selvanus yang merupakan kader Gerindra meraih 36,48 persen suara menurut perhitungan cepat Charta Politika, yang merupakan persentase tertinggi di antara tiga paslon.
Sebelum Pilkada, Yulius Selvanus diperkirakan hanya akan mendapatkan elektabilitas sebesar 4,2 persen.
Di Jawa Barat, provinsi dengan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) terbanyak, calon gubernur Dedy Mulyadi-Erwan Setiawan unggul jauh.
Menurut lembaga survei Indikator Politik, Kang Dedy yang juga kader Partai Gerindra memperoleh suara sekitar 61,01 persen. Sementara paslon yang diusung PDIP, Jeje Wiradinata-Ronal Surapraja hanya mendapatkan 9,86 persen suara menurut hasil hitung cepat.
Fenomena ini juga terlihat di Jawa Tengah yang biasanya dikenal sebagai basis politik tertentu. Kader Partai Gerindra kembali mendominasi. Paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maimoen berhasil unggul atas paslon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi.
Berdasarkan perhitungan cepat Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) untuk Pilgub Jateng 2024, Luthfi-Taj Yasin memimpin dengan perolehan suara sebesar 59,09. Luthfi sendiri merupakan kader Partai Gerindra.
“Bisa lain ceritanya kalau Ahmad Luthfi bukan kader Gerindra,” kata Adi Prayitno.
Di Sumatra Utara (Sumut), kader Gerindra juga meraih kesuksesan. Sumut memiliki jumlah suara terbesar di luar Jawa. Bobby Nasution-Surya unggul dengan perolehan 62,79 persen suara menurut perhitungan cepat Indikator.
Tinggalkan Balasan