BANGGAI – Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 19 Oktober 2021 di Banggai, Sulawesi Tengah. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Adapun tema kali ini adalah “Pelayanan Toko Online Optimal Pelanggan Loyal”.

Program kali ini menghadirkan empat narasumber, yang terdiri dari dosen, Asrul Sani; presenter dan penyiar radio, Metha Margaretha; redaktur eksekutif Ligo.id, Arfan Dalanggo; serta CIO Satu Tampa, Maria Silangen. Adapun sebagai moderator adalah Muh. Ansari. Kegiatan yang kembali diadakan di Banggai ini diikuti oleh 464 peserta dari berbagai kalangan. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan 57.550 peserta.

Acara dimulai dengan video sambutan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, yang menyalurkan semangat literasi digital untuk kemajuan bangsa. Selanjutnya, Asrul Sani hadir sebagai pemateri pertama dengan tema “Digital Marketing untuk Petani dan Nelayan di Tengah Pandemi Covid-19”. Asrul mengatakan, petani muda menjadi salah satu harapan baru pemanfaatan teknologi digital di sektor pertanian. Adapun yang perlu dilakukan, yaitu membuat konten pemasaran, promosi lewat media sosial, laman, dan mendorong SEO/Google Ads. “Tips dan trik pemasaran konten: kenali audiens, tentukan waktu tayang, buat judul yang bikin penasaran, gunakan jasa pembantu viral, gunakan tagar, dan isi konten bermanfaat,” ujarnya.

Berikutnya, Metha Margaretha menyampaikan materi berjudul “Etika Pelayanan dalam Berbisnis Digital”. Sebelum go online, UMKM perlu menentukan model bisnis, menyediakan alternatif pembayaran daring, membangun laman, dan memaksimalkan pemasaran digital. Hal yang tidak boleh dilakukan penjual, yaitu memaksa membeli, banyak omong, mengikuti pembeli saat memilih barang, tidak ramah, meremehkan pembeli, marah ketika pembeli tidak jadi beli. “Tips melayani pelanggan daring agar terus berlangganan: beri sapaan ramah, cepat tanggap, responsif terhadap pertanyaan, beri nilai tambah, dan memanfaatkan media sosial,” jelasnya.

Sebagai pemateri ketiga, Arfan Dalanggo membawakan tema “Cara dan Legalitas Bayar Tagihan Online”. Tagihan bisa dibayarkan secara tunai (misal ke PT Pos atau kantor penyedia jasa) atau non tunai (melalui pembayaran digital/elektronik). Syarat pembayaran secara daring: punya aplikasinya, tahu besaran tagihan, ada bukti pembayaran, dan laporan. “Pembayaran daring sah diatur dalam Pasal 1320 KUHPer, UU ITE, dan UU Perlindungan Konsumen,” katanya.

Pemateri terakhir, Maria Silangen menyampaikan tema “Digital Safety: Cara Aman Berinvestasi Online”. Jenis investasi daring, diantaranya reksa dana, emas, P2P lending, obligasi negara ritel, forex, dan saham. Yang harus dilakukan sebelum investasi daring, yaitu pilih aplikasi terpercaya, cari tahu kinerja manajer investasi, tentukan modal, hitung kemungkinan untung-rugi, riset, buat rencana, jangan bertransaksi di luar aplikasi, dan pelajari istilah dalam investasi. “Tips investasi daring: kunci perangkat Anda, hati-hati dengan koneksi WiFi publik,” pungkasnya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Muh Ansari. Panitia memberikan uang elektronik senilai masing-masing Rp100.000 bagi 10 penanya terpilih.

“Saya punya usaha tambak ikan mujair dan lele. Pendapatan saya selama pandemi, menurun. Saya ingin beralih menjadi penjual daring agar usaha bisa bertahan. Bagaimana caranya beralih, karena untuk pengiriman ikan itu kurang menguntungkan?” tanya Berly kepada Asrul Sani.

“Produk perikanan, apalagi ikan empang, seperti mujair dan lele, memang sedikit sulit, terutama masalah waktu pengiriman. Kemungkinan kita hanya bisa melayani pembelian di tempat. Untuk promosi, buat video yang bagus dengan caption menarik, jadi orang tahu barang ini tersedia dengan baik,” jawab Asrul Sani.