Peran Tim Zona Integritas Dalam Membangun Birokrasi Bersih
RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) adalah predikat untuk unit kerja yang memenuhi kriteria manajemen perubahan, tata laksana, sistem manajemen SDM, pengawasan, dan akuntabilitas kinerja. Sementara itu, Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) adalah predikat untuk unit kerja yang memenuhi kriteria WBK ditambah dengan penguatan kualitas pelayanan publik.
Agar predikat itu bisa tercapai, pembentukan Tim Zona Integritas (ZI) adalah langkah awal. Dan pembentukan ZI Kantor Wilayah, khususnya di Sulawesi Selatan, tidak hanya fokus pada lingkungan kantor saja, tetapi juga bertindak sebagai pembina dan tim verifikasi bagi satuan kerja pemasyarakatan (UPT).
“Kita harus memahami apa itu WBK, apa itu WBBM, serta bagaimana alur dan tujuannya. Ada enam area perubahan yang harus diperhatikan,” ujar Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Sulawesi Selatan, Rudy Fernando Sianturi, Senin (10/3/2025).
Integritas adalah kunci dalam keberhasilan program ini. Untuk itu di tahap seleksi, setiap anggota tim harus menyatakan kesiapan dan memiliki integritas yang dapat dipertanggungjawabkan.
“Secara umum integritas itu, apa yang diucapkan itu yang dikerjakan. Jangan yang diucapkan B, yang dikerjakan malah C. Jadi tim ZI itu harus jujur, jujur dalam memberikan pelayanan,” kata Rudy.
Namun di sisi lain, adalah faktor utama yang bisa menyebabkan kegagalan dalam meraih WBK, yakni lemahnya administrasi dan data dukung. Rudy mengingatkan, agar setiap dokumen diperiksa dengan teliti dan tidak sekadar menyalin tanpa verifikasi.
“Awal-awal itu membangun. Mulai dari pembentukan tim ZI, assessment, pembuatan SK, panjang tahapannya. Harus dikuasai juga oleh tim pertama, manajemen perubahan, karena di situ banyak berkas, jangan asal copy paste tanpa mengecek mana yang sudah diganti atau belum,” ungkapnya.
Program WBK tidak hanya meningkatkan profesionalisme, tetapi juga melatih pegawai untuk lebih teliti dalam administrasi.
“Banyak hal yang bisa didapatkan di dalam kegiatan WBK ini. Tentunya mengajarkan kita untuk bekerja dalam rel tugas pokok dan fungsi. Selain itu mengajarkan kita ketelitian terhadap administrasi kita, utamanya verifikator, harus lebih cermat,” ucap Kepala Bagian Tata Usaha dan Umum Kanwil Ditjenpas Sulsel, Muhammad Ali.
“Jangan bosan mengingatkan teman-teman, baik Ketua ZI maupun verifikator di UPT. Ini kerja kewilayahan, jika satu unit terlambat, maka akan memengaruhi kinerja wilayah secara keseluruhan. Jadi semua 28 UPT juga harus rampung,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan