Pemerintah Inggris dan Kemenhub Komitmen Perkuat Transportasi Berkelanjutan di Kota Makassar
Ketua Tim Kelompok Substansi Rekayasa Lalu Lintas Jalan, Direktorat Lalu Lintas Jalan, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Ahmad Ardiansyah, mengatakan pertumbuhan kendaraan di kawasan perkotaan, termasuk Makassar, telah menyebabkan berbagai tantangan seperti kemacetan, polusi udara, dan tekanan terhadap infrastruktur transportasi.
“Kemacetan yang terus meningkat juga berdampak langsung pada peningkatan emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi terhadap perubahan iklim,” kata Ahmad.
Oleh karena itu, lanjut Ahmad perlunya pendekatan menyeluruh dalam manajemen transportasi yang melibatkan pengaturan permintaan, kebijakan ekonomi, serta sistem infrastruktur yang lebih baik.
“Dengan dukungan penuh dan koordinasi dari seluruh pemangku kepentingan, kita dapat mewujudkan sistem transportasi yang lebih aman, efisien, dan berkelanjutan,” lanjutnya.
Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kota Makassar, H. Andi Muh Yasir, M.Si mengatakan bahwa transportasi merupakan elemen penting yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan perkotaan.
Namun, tantangan seperti kemacetan, keterbatasan anggaran infrastruktur, serta keselamatan transportasi masih menjadi kendala utama, termasuk di Kota Makassar.
Oleh karena itu, kata Yasir, diperlukan langkah-langkah strategis dalam mengembangkan sistem transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
“Pemerintah Kota Makassar berkomitmen untuk terus mengembangkan transportasi publik yang terintegrasi sebagai bagian dari pembangunan infrastruktur yang berkeadilan. Kami juga mengapresiasi kolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya mewujudkan sistem transportasi yang lebih maju dan berkelanjutan di masa depan,” terangnya.
Direktur Pembangunan Internasional Inggris untuk Indonesia, Amanda McLoughlin, mengatakan bahwa pemerintah Inggris berkomitmen untuk mempromosikan opsi transportasi public yang berkelanjutan, inklusif, dan rendah karbon untuk masyarakat di seluruh Indonesia.
Amanda menambahkan, bahwa sebagai kota pesisir yang vital, Makassar menghadapi tantangan unik, terutama terkait dengan kerusakan infrastruktur akibat risiko iklim.

Tinggalkan Balasan