Ketiga yaitu juang atau mujahadah. Cirinya berupa kesungguhan dalam menjalankan amanah. Bekerja secara profesional. Bekerja keras, cerdas, mawas dan tuntas. Juga bekerja secara berintegritas. Sesuai pikiran, perkataan dan perbuatan. Menepati janji, jujur dan tidak melanggar etika, norma, syariah dan aturan negara. Tidak menipu, berbohong, manipulasi data dan menghalalkan segala cara.

Keempat yaitu awasi atau muroqobah. Manusia mudah tergoda hawa nafsu. Untuk mengatasinya perlu ada pengawasan internal dan eksternal. Pengawasan yang sering luput dari kesadaran manusia yaitu pengawasan dari Allah (muroqobatullah). Allah Maha Melihat dan Mengetahui segala perbuatan manusia. Tidak ada yang tersembunyi dari Allah. Jika kesadaran ini muncul maka manusia tidak akan berani melakukan pelanggaran dalam hidupnya.

Kelima yaitu konsekuensi atau muaqobah. Logika keadilan menyatakan bahwa segala perbuatan pasti ada akibat, konsekuensi dan balasannya. Jika baik maka dampaknya juga baik. Jika buruk dampaknya juga buruk. Ini akan diperoleh di dunia dan akhirat. Keadilan di dunia bisa tidak terwujud karena pengadilan manusia yang terbatas.

Keadilan di akhirat pasti terwujud karena Allah Maha Adil dan Hakim yang terbaik. Kesadaran ini membuat manusia berusaha berbuat baik agar juga mendapatkan balasan yang baik. Menghindari penyimpangan dan perbuatan buruk dan merusak. Manusia akan menjaga amanah yang diembannya.

Itulah 5 kunci dalam akronim “JEJAK” untuk menjaga amanah yaitu Janji (mu’ahadah), Evaluasi (muhasabah), Juang (mujahadah), Awasi (muroqobah), dan Konsekuensi (muaqobah).

Semoga kita dapat menjadi manusia yang amanah. Semoga puasa Ramadhan menjadi latihan mewujudkan diri sendiri dan pemimpin yang amanah sehingga Indonesia bebas dari korupsi, aamiin.

YouTube player