RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melakukan penelusuran usai Peneliti Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan (Ecoton) menemukan adanya mikroplastik yang terkandung dalam teh celup.

“Kami masih melakukan penelusuran terkait ini, jadi belum bisa kasih jawaban dulu,” ujar Koordinator Humas BPOM, Eka Rosmalasari, Kamis (27/3/2025), mengutip Kompas.

Temuan Ecoton setelah dilakukan penelitian dengan cara menyeduh sampel 5 merek teh celup yang menghasilkan bahwa kelimanya mengandung mikroplastik.

Dalam penelitian ini, terdapat dua perlakuan yang dilakukan terhadap teh:

Perlakuan pertama adalah saat teh celup direndam dalam air selama dipanaskan hingga mencapai suhu 95 derajat Celsius. Sedangkan pada perlakuan kedua, air dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu 95 derajat Celsius sebelum teh celup dimasukkan dan diaduk selama 5 menit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa teh celup yang mengalami perlakuan pertama memiliki kandungan mikroplastik yang lebih tinggi daripada yang mengalami perlakuan kedua.

Tingkat kandungan mikroplastik pada teh yang direndam selama proses pemanasan berkisar antara 1009-1093 partikel, sedangkan pada teh yang dimasukkan setelah air dipanaskan berkisar antara 641-763 partikel.

Peneliti Mikroplastik Ecoton, Rafika Aprilianti, menjelaskan bahwa kantong teh celup bisa melepaskan mikroplastik ke dalam teh selama proses pemanasan.

“Komposisi jenis plastik memengaruhi ketahanan plastik terhadap faktor-faktor eksternal seperti panas, cahaya UV, dan gesekan, yang pada akhirnya mempengaruhi seberapa mudah plastik tersebut berubah menjadi mikroplastik,” kata Rafika dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (27/3/2025).

Diketahui bahwa mikroplastik merupakan partikel asing bagi tubuh yang dapat terserap melalui saluran pencernaan dan masuk ke dalam darah.

Oleh karena itu, akumulasi mikroplastik dalam tubuh dari konsumsi teh dalam jangka panjang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius karena sifatnya yang sulit terurai. Karena itu, perlu diwaspadai dan dikurangi penggunaan teh celup untuk menghindari dampak buruk kesehatan.

YouTube player