“Dengan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk momentum belanja masyarakat dan pemulihan ekspor komoditas utama seperti CPO, besi dan baja, serta mesin dan peralatan listrik, pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini masih diperkirakan berada di sekitar 5 persen,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (24/4), melansir Kumparan.

Di sisi lain, sektor investasi menunjukkan arah pemulihan melalui peningkatan permintaan di sektor manufaktur dan konstruksi. Sementara itu, ekspor menunjukkan perbaikan terutama pada bulan Maret 2025, di tengah tantangan pelemahan permintaan global dan fluktuasi harga komoditas.

Meski pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama ini belum sesuai ekspektasi, pemerintah optimistis bahwa penguatan konsumsi domestik dan keberlanjutan investasi akan menjadi kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal-kuartal selanjutnya. (*)

YouTube player