“Qadarullah, saat saya hendak menuju kantor sektor, saya berpapasan dengan petugas yang mengantar beliau ke hotel kami,” ujar Hardiansyah.

Setelah kembali ke hotel, P. Tamma langsung dibawa ke kamarnya dan diberikan makanan karena tampak sangat kelelahan. Pemeriksaan awal dilakukan oleh dokter kloter, sebelum kemudian dilakukan koordinasi dengan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) untuk penanganan lanjutan.

“Sekitar pukul 14.00 WAS, beliau dijemput ambulans KKHI dan dibawa untuk pemeriksaan lebih lanjut. Alhamdulillah, setelah kondisi membaik, beliau sudah kembali ke hotel dan berkumpul lagi dengan rombongan Kloter 14 UPG,” tutur Hardiansyah.

Sebagai bentuk transparansi, Hardiansyah juga mengirimkan video terbaru yang memperlihatkan kondisi P. Tamma sedang duduk dan berbincang dengan dirinya dan pembimbing ibadah KBIHU di hotel. Dalam video itu, P. Tamma tampak sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan kejiwaan seperti yang dituduhkan oleh beberapa warganet.

“Video ini kami sampaikan sebagai klarifikasi atas narasi yang berkembang. Beliau dalam kondisi baik dan sehat. Kami berharap masyarakat tidak langsung menyimpulkan sesuatu dari potongan video yang tidak lengkap konteksnya,” katanya.

Ia pun mengimbau seluruh jemaah haji, khususnya Kloter 14, untuk lebih memperhatikan arahan dari ketua kloter, ketua rombongan, maupun ketua regu guna menghindari kejadian serupa.

“Kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua agar tetap tertib dan selalu bersama-sama dalam kegiatan ibadah. Terutama bagi lansia, sangat penting untuk didampingi,” tegasnya.

Dengan klarifikasi ini, Hardiansyah berharap publik dapat memahami bahwa insiden tersebut murni karena kebingungan di tengah lingkungan baru, bukan karena faktor gangguan kesehatan mental. Ia juga menekankan bahwa tim kloter tetap siaga dan bertanggung jawab penuh terhadap keamanan serta kenyamanan seluruh jemaah. (*)

YouTube player