Pemateri ketiga, Lady Diana Khartiono memaparkan materi bertema “Cara dan Legalitas Membayar Tagihan Online”. Menurut dia, beberapa kegiatan pembayaran digital antara lain, pembelian pulsa, belanja online, transportasi online, tagihan listrik atau internet, pembayaran angsuran, serta transaksi zakat dan kegiatan sosial lainnya. Pembayaran tagihan layanan secara online merupakan cara mudah untuk bertransaksi kebutuhan harian atau bulan secara cepat, mudah, dan bisa tanpa pertemuan langsung. “Meskipun memberi kemudahan, semua pihak harus mengetahui tata tertib setiap transaksi,” ujarnya.

Adapun Hendi Ahmad sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Pilihan Investasi Aman dan Menguntungkan di Masa Pandemi”. Ia mengatakan, investasi yang dapat menjadi pilihan warganet antara lain, deposito, reksadana, emas, obligasi dan surat berharga negara (SBN), saham, forex, properti, unit link, peer to peer lending. Adapun kiat berinvestasi secara aman misalnya, pilih platform dan jenis investasi yang tepat, memahami skema investasi, dapat menghitung risikonya, serta lakukan diversifikasi, “Pastikan aplikasi atau perusahaan yang kamu naksir terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” imbuhnya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Nonie Arnie. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 40 penanya terpilih. Webinar literasi digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Salah satunya, Hasyim Pardede yang bertanya tentang cara menyiasati panjangnya jalur pemasaran produk pangan. Menanggapi hal tersebut, Erwin Wuniarto mengatakan, petani dan nelayan dapat memanfaatkan aplikasi yang ditawarkan sehingga dapat langsung terhubung pembeli potensial.