BANGGAI – Sebanyak 655 peserta antusias mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo, dilaksanakan secara virtual pada 27 Oktober 2021 di Banggai, Sulawesi Tengah. Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Pada program ini juga bekerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Luwuk. Adapun tema saat ini adalah “Go Digital Kalau tak Mau Bisnis Tertinggal”.

Empat orang narasumber tampil dalam seminar kali ini, yakni Dosen Fakultas Perikanan Unismuh Luwuk, Erwin Wuniarto S.Pi M.Si; Dosen Unismuh Luwuk, Bahidin Laode Mpapa S.Hut M.Sc; Dosen Unismuh Luwuk & Entrepreneur, Lady Diana Khartiono S.Pi M.Si; dan CEO Afe Records Jakarta Hendi Ahmad. Selaku moderator adalah Nonie Arnie selaku Jurnalis. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Acara ini dimulai dengan sambutan keynote speaker yaitu Benyamin Pongdatu selaku Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Banggai. Memasuki sesi pemaparan pertama yang dibawakan Erwin Wuniarto dengan tema “Strategi Digital Marketing Petani dan Nelayan di Masa Pandemi Covid-19”. Menurut dia, petani maupun nelayan diharapkan dapat menggunakan gawai untuk membantu memasarkan produknya di era digital ini. Namun, saat ini justru masih banyak yang lebih mengutamakan pemasaran konvensional dan kesulitan beradaptasi. Padahal, aplikasi platform telah tersedia dan dapat dimanfaatkan, misalnya Nelayan Pintar, Aplikasi Fish On, Pak Tani Digital, atau melalui lokapasar dan media sosial.

Selanjutnya, Bahidin Laode Mpapa menyampaikan paparan “Etika. Digital di Era Pandemi bagi Pelaku UMKM”. Ia mengatakan, bagi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) berbisnis digital akan lebih menguntungkan karena dapat memperpendek jarak, memperluas pasar dan jaringan mitra bisnis, serta sebagai upaya efisiensi. Selain itu, usaha online juga dapat membuka peluang kerja baru bagi masyarakat. Transformasi digital merupakan salah satu jalan bagi pengusaha kecil untuk meningkatkan daya saingnya.

Pemateri ketiga, Lady Diana Khartiono memaparkan materi bertema “Cara dan Legalitas Membayar Tagihan Online”. Menurut dia, beberapa kegiatan pembayaran digital antara lain, pembelian pulsa, belanja online, transportasi online, tagihan listrik atau internet, pembayaran angsuran, serta transaksi zakat dan kegiatan sosial lainnya. Pembayaran tagihan layanan secara online merupakan cara mudah untuk bertransaksi kebutuhan harian atau bulan secara cepat, mudah, dan bisa tanpa pertemuan langsung. “Meskipun memberi kemudahan, semua pihak harus mengetahui tata tertib setiap transaksi,” ujarnya.

Adapun Hendi Ahmad sebagai narasumber terakhir menyampaikan paparan berjudul “Pilihan Investasi Aman dan Menguntungkan di Masa Pandemi”. Ia mengatakan, investasi yang dapat menjadi pilihan warganet antara lain, deposito, reksadana, emas, obligasi dan surat berharga negara (SBN), saham, forex, properti, unit link, peer to peer lending. Adapun kiat berinvestasi secara aman misalnya, pilih platform dan jenis investasi yang tepat, memahami skema investasi, dapat menghitung risikonya, serta lakukan diversifikasi, “Pastikan aplikasi atau perusahaan yang kamu naksir terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” imbuhnya.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Nonie Arnie. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 40 penanya terpilih. Webinar literasi digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Salah satunya, Hasyim Pardede yang bertanya tentang cara menyiasati panjangnya jalur pemasaran produk pangan. Menanggapi hal tersebut, Erwin Wuniarto mengatakan, petani dan nelayan dapat memanfaatkan aplikasi yang ditawarkan sehingga dapat langsung terhubung pembeli potensial.