Pertama, untuk penggenjotan produksi, lakukan intensifikasi teknologi tambak, modernisasi tambak meliputi konversi tambak tradisional ke sistem semi-intensif atau intensif, (RAS, bioflok) untuk naikkan produktivitas 3–5 kali lipat.

Selain itu, penggunaan IoT & monitoring real-time yang diharapkan bisa menyensor kualitas air (pH, DO, suhu) berbasis AI untuk deteksi dini penyakit. Lalu, pemenuhan benur unggul dengan mengembangkan hatchery lokal berbasis SPF (Specific Pathogen Free) dan kurangi ketergantungan impor.

Kedua, untuk penguatan rantai pasok, direkomendasikan adanya “cold chain” terintegrasi. Seperti membangun pusat logistik dingin di sentra produksi (Takalar, Barru) untuk minimalkan “loss” (yang saat ini 15–30%).

Lalu menambah pabrik pengolahan yang diharapkan menghasilkan value-added products (udang kupas, breaded shrimp) di Maros/Bone. Dan Pemprov Sulsel membuka koneksi pasar langsung, seperti kemitraan dengan grosir internasional (Costco, AEON) via Makassar sebagai hub ekspor.

Ketiga, dukungan kebijakan dan investasi. Diupayakan adanya insentif fiskal seperti tax allowance untuk investasi teknologi tambak dan pabrik pakan udang lokal. Lalu, pelatihan petambak dengan menggagas program sekolah tambak vaname berupa kolaborasi KKP-Unhas (aspek teknis, manajemen, sertifikasi CBIB). Selain itu, regulasi lingkungan meliputi standar “AMDAL tambak terpadu” guna mencegah limbah organik dan alih fungsi mangrove.

Keempat, keberlanjutan ekologis. Terdapat “tambak ramah ekosistem” yang meliputi integrasi silvofishery (udang+mangrove) di pesisir Pangkep-Maros. Lalu, energi hijau, yang diharapkan memasok listrik tambak intensif melalui “PLTS terapung” (manfaatkan empang). Selanjutnya, pengelolaan penyakit dengan sistem karantina berbasis desa dan penggunaan probiotik lokal.

Bila strategi tersebut diimplementasikan, Darwis optimis akan berdampak terhadap kenaikan produksi udang vaname hingga 300% (120.000 ton-360.000 ton/ha) dengan penyerapan tenaga kerja 200.000 orang mulai dari petambak hingga logistik. Selain itu, peningkatan PDRB sektor perikanan Sulsel minimal 25%, devisa ekspor sekitar US$ 1,2 miliar/tahun (asumsi harga US$ 8/kg).

YouTube player