RAKYAT.NEWS, MAKASSAR – Industri perfilman tanah air kembali diramaikan dengan kehadiran film lokal bergenre horor berjudul Doti: Tumbal Ilmu Hitam, yang siap tayang serentak di bioskop nasional mulai Kamis (24/7/2025).

Film ini tidak hanya menyajikan ketegangan khas genre horor, tetapi juga memuat pesan moral dan nilai-nilai kearifan lokal khas masyarakat Sulawesi Selatan.

Film hasil kolaborasi antara Dream Picture dan Ruang Visual Production ini mendapat sambutan antusias dari penonton saat Gala Premiere dan konferensi pers di XXI Mall Panakkukang (MP) Makassar, Senin (21/7/2025).

Produser film Doti, Yeheskiel Amir, menyebutkan bahwa film ini sengaja mengangkat tema Doti karena praktik tersebut sudah menjadi bagian dari budaya yang dikenal luas oleh masyarakat Sulawesi.

“Film Doti ini mengangkat tentang kearifan dan budaya masyarakat Sulawesi pada umumnya yah. Kenapa kita mengambil genre dengan judul Doti ini, karena Doti sudah membudaya di masyarakat umum,” ujar Yeheskiel.

Ia menambahkan, Doti: Tumbal Ilmu Hitam tidak hanya menyajikan cerita mistis, tetapi juga ingin memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai bahaya penggunaan ilmu hitam dalam kehidupan sehari-hari.

“Jadi misalnya ada masalah, selalu ujung-ujungnya lari ke Doti. Di sini peran kami sebagai sineas adalah meluruskan tentang apa itu Doti. Pesan moral dalam film ini adalah bagaimana kita mengajak bahwa ilmu Allah itu jauh lebih besar dari Doti itu sendiri. Apapun masalahnya, jangan pernah sekali-sekali menggunakan ilmu-ilmu klenik, karena masih ada Tuhan tempat kita mengadu,” tegasnya.

Film ini mengambil latar di Desa Jonjo, Kecamatan Parigi, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Lokasi tersebut dipilih karena masih mempertahankan suasana asri dan alami yang sesuai dengan setting cerita yang berlatar tahun 1999.

“Kami tidak menyamarkan nama lokasi, karena memang ingin menghadirkan keaslian. Desa Jonjo ini sangat natural, cocok dengan set film yang mengharuskan jauh dari suasana kota modern. Alhamdulillah tempat seperti ini masih ada di Sulsel,” ucap Yeheskiel.

Tak hanya dari sisi cerita, Doti: Tumbal Ilmu Hitam juga mencatatkan pencapaian teknis dengan menampilkan penggunaan CGI (computer-generated imagery) yang digarap dari Kota Makassar. Ini menjadi pencapaian tersendiri bagi industri kreatif lokal.

“Film ini menyajikan CGI yang pertama kali juga dari Kota Makassar,” ungkap Yeheskiel bangga.

Sebagai film lokal dengan judul berbahasa daerah yang tayang secara nasional, Doti telah mendapat distribusi luas di 45 kota di seluruh Indonesia, dengan sekitar 200 layar. Tim produksi berharap jumlah ini akan bertambah hingga 500 layar seiring meningkatnya minat masyarakat.

“Semoga film ini booming, karena ini adalah kali pertama film lokal berjudul daerah bisa tayang secara nasional. Alhamdulillah, kami dapat banyak layar, dan mudah-mudahan bisa berkembang lebih luas lagi,” harap Yeheskiel.

Melalui horor yang menyentuh sisi budaya dan spiritual, Doti: Tumbal Ilmu Hitam diharapkan menjadi momentum kebangkitan film daerah yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi masyarakat untuk kembali pada nilai-nilai kebaikan dan ketuhanan. (*)

YouTube player