JAKARTA – Menuju Indonesia yang lebih hijau, PT PLN (Persero) melakukan transisi energi, berinovasi melakukan dekarbonisasi guna mencapai Carbon Neutral 2060. Upaya ini tergambar dari peta jalan (roadmap) skenario Zero Carbon 2060.

Baca Juga: Bantu Dongkrak Produktivitas, 148.290 Petani Gabung Program Electrifying Agriculture PLN

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjelaskan, tidak hanya dari sisi pasokan, dari sisi demand, PLN secara aktif mendorong penggunaan energi listrik yang ramah lingkungan kepada masyarakat. Selain dengan memberikan kemudahan dan stimulus listrik bagi pelanggan, PLN berkomitmen untuk terus menyempurnakan ekosistem kendaraan listrik dan kompor induksi.

PLN memberikan insentif kepada pengguna kendaraan listrik berupa seperti biaya penyambungan guna tambah daya listrik di rumah. PLN juga memberikan diskon tarif listrik selama tujuh jam (Pukul 22.00 s.d. 05.00) khusus untuk pengisian daya kendaraan listrik di rumah.

Per Oktober 2021, PLN telah menyediakan 47 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang tersebar di seluruh Indonesia. Sampai dengan akhir 2021, Zulkifli menargetkan penambahan 67 unit SPKLU baru lagi.

Di samping itu, PLN juga aktif mengajak pihak ketiga untuk bekerja sama membuka SPKLU dengan menghadirkan website khusus untuk layanan kemitraan. Melalui website ini nantinya para badan usaha yang hendak turut serta dalam membangun SPKLU bisa mendaftar melalui kanal tersebut.

“PLN siap melaksanakan tugas sebagai penggerak dan pionir perubahan transportasi berbasis fosil menjadi berbasis energi bersih. Menggantikan kendaraan BBM dengan kendaraan listrik. PLN bahkan telah menyiapkan ekosistem sejak hari ini dan siap menggandeng mitra strategis mendukung penguatan ekosistem kendaraan listrik,” ucap Zulkifli.

Sementara dari sisi supply, saat ini, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) masih mendominasi sistem pembangkitan PLN dengan kontribusi sekitar 68 persen. Tahapan monetisasi pembangkit berbasis batu bara hingga 2056 akan dilaksanakan bersamaan dengan pembangunan pembangkit EBT.