“Penurunan kinerja ekspor ini dipengaruhi oleh melemahnya permintaan negara mitra dagang, khususnya negara di kawasan Eropa dan Tiongkok, akibat pandemi COVID-19 dan terjadinya krisis energi. Realisasi belanja pemerintah daerah di Sulampua pada triwulan III 2021 juga lebih rendah bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu,” ungkap Causa Imam Karana.

Hal ini dipengaruhi oleh komponen belanja pegawai, mengingat adanya pergeseran waktu penyaluran THR dan Gaji ke-13. Pada tahun 2020, penyaluran dilakukan pada triwulan III, sementara pada tahun 2021, penyaluran dilaksanakan pada triwulan II. Akibatnya, kinerja belanja pemerintah daerah di Sulampua pada triwulan III 2021 terkontraksi sebesar 2,17% (yoy), berada dibawah angka pertumbuhan 9,51% (yoy) yang tercatat pada triwulan sebelumnya.

Dari sisi Lapangan Usaha (LU), produksi pertambangan tembaga tumbuh positif sehingga membuat kinerja LU Pertambangan dan Penggalian terakselerasi, mendorong perekonomian Sulampua. Kondisi curah hujan dan gelombang laut yang kondusif hingga pertengahan tahun 2021, serta panen raya padi pada triwulan III 2021, membuat kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan juga terakselerasi.

Di sisi lain, pertumbuhan yang melambat terjadi pada LU Industri Pengolahan, dari 12,95% (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi 7,21% (yoy) pada triwulan III 2021. Kondisi ini disebabkan oleh penurunan permintaan domestik industri olahan makanan-minuman pasca HBKN Idul Fitri.

Ekonomi Sulampua Masih Alami Pertumbuhan Tertinggi Pada Triwulan III 2021
Ekonomi Sulampua Masih Alami Pertumbuhan Tertinggi Pada Triwulan III 2021

Selain itu, perlambatan juga terjadi pada kinerja industri olahan nikel akibat pelemahan permintaan dari Tiongkok sebagai mitra dagang utama. Terakhir, LU Perdagangan juga turut terpantau melambat seiring normalisasi permintaan masyarakat menyusul berakhirnya HBKN Idul Fitri serta pengetatan PPKM di berbagai wilayah.