JAKARTA – Salah seorang tenaga pendidik perempuan di perguruan tinggi negeri mengirimkan surat terbuka ke Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim setelah mengaku menerima pelecehan seksual verbal dari rekan kerjanya, Senin (22/11/2021).

Baca Juga: KKN Versi Menteri, Nadiem Makarim Nginap di Rumah Guru

Tenaga pendidik tersebut mengaku mengalami pelecehan seksual verbal mengaku bekerja di salah satu fakultas ilmu sosial di kampus negeri namun tidak ingin mengungkap secara terbuka kampus tempatnya bekerja.

Terduga Korban menjelaskan jika dirinya menerima pelecehan seksual secara verbal terus menerus sehingga membuatnya tidak nyaman dalam bekerja.

Wanita yang tak ingin disebutkan namanya tersebut mengungkap beberapa kejadian, antara lain yaitu mulai dari tatapan sensual, candaan tentang alat kelamin, hingga gurauan tentang hubungan seksual.

Berdasarkan keterangan korban, perbuatan pelaku bahkan telah dimaklumi oleh rekan kerjanya yang lain di tempat kerjanya. Keduanya juga menganggap tindakan tersebut sebagai gurauan.

“Saya merasa ada di fase kebingungan dalam waktu lama karena teman di unit saya mewajarkan pelecehan yang dilakukan oleh pelaku dan menganggapnya sebagai gurauan,” tulis korban dikutip dari asumsico.

Saat ini, korban menjelaskan jika dirinya merasa trauma dan bahkan pergi ke psikiater akibat kejadian tersebut. Sebelumnya, korban telah memberanikan diri untuk mengadukan kejadian itu ke Wakil Dekan Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) pada 19 November 2018.

Karena kurangnya bukti dari peristiwa tersebut sulit dibuktikan, sehinhga mengaku bahwa dirinya tidak meminta agar pelecehan seksual yang ia alami ddiusut dan pelaku dihukum.

Korban hanya mendesak agar pihak fakultas melakukan edukasi dan sosialisasi bagi seluruh tenaga pendidik di fakultas mengenai batas-batas kekerasan seksual. Tetapi, sayangnya pesan tersebut tidak menerima tindak lanjut.