ENREKANG – Data produksi Kementan tahun 2020, Kabupaten Enrekang tercatat menempati posisi kelima sebagai sentra produksi utama, mengungguli Kabupaten Probolinggo-Jatim yang berada di urutan keenam, Demak-Jateng di urutan ketujuh, Bandung-Jabar di urutan kedelapan dan Bantaeng-Sulsel yang masih bertengger di urutan ke-24 secara nasional.

Baca Juga :Warga Enrekang Sebut Bandara Toraja Sangat Efektif

Dalam tabel data produksi, luas panen dan produktivitas Kementan, Kabupaten Enrekang mencatatkan luasan panennya mencapai 9.565 (Ha) dengan provitas 10,76 ha/ton sehingga total produktifitasnya secara keseluruhan di tahun 2020 mencapai 102.873 ton.

Sebagai sentra bawang nasional Pemda Enrekang melakukan pompanisasi untuk membantu petani dalam pengairan. Sebab Enrekang merupakan daerah pegunungan yang tidak memiliki sumber air yang cukup untuk mengairi lahan pertanaman bawang, maka diperlukan sentuhan teknologi.

“Hampir rata-rata petani mengambil air dari sungai di bawah, lalu di pompanisasi naik, nanti di bagian atas dibangun embung. Makanya Enrekang itu sangat membutuhkan banyak embung dan pompanisasi. Kita tidak ragu karena ada Kementan untuk membantu,” kata Bupati Enrekang, Muslimin Bando.

Bupati dua priode itu juga mengakui sinergi yang kuat antara Kementerian Pertanian dengan Pemkab Enrekang, karena perhatian Kementan terhadap kabupaten yang dikenal negeri seribu gua itu diwujudkan dengan adanya dukungan APBN pengembangan kawasan sayuran dan tanaman obat.

Meliputi, kawasan bawang putih 15 (Ha), kawasan kentang 10 (Ha), kawasan bawang merah 30 (Ha), kawasan aneka cabai 25 (Ha), pengadaan benih bawang putih 15 (Ha), pengadaan benih kentang 10 (Ha), dan pengadaan benih bawang merah 30 (Ha). Total dukungan APBN pada tahun 2021 di Kabupaten Enrekang mencapai 135 (Ha) atau senilai Rp. 2,4 Miliar.

Petani Milenial Fahrul, menyampaikan bahwa kehadiran Kementan yang bersinergi dengan Pemda menjadi jalan sukses bagi petani di daerahnya (Enrekang.red). “Kita itu banyak belajar dari pak Bupati, dia adalah guru bagi petani. Kita juga dapat bantuan dari Kementan kan atas usul Pak Bupati, nah itulah pentingnya kalau pemimpin itu berada di tengah-tengah petani,” tuturnya.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Tommy Nugraha juga menyampaikan apresiasinya terhadap Pemkab Enrekang dan petani bawang merah. “Kita ini kagum dengan Sulawesi Selatan, karena produksinya tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi di Enrekang, tapi bisa menyuplai Kalimantan dan Pulau Jawa, bahkan saya mengalami sendiri, kalau beberapa tahun yang lalu Enrekang sudah mengespor bawang merah” tandasnya.

Tommy mengajak masyarakat Enrekang untuk bangga bertani, dan bersiap-siap dikunjungi banyak wisatawan, karena wisata malam yang menyuguhkan pemandangan lampu perangkap dan pengusir hama (light trap) pada pertanaman bawang merah yang menyala di malam hari itu sedang viral.

“Ayo datang ke sini, habiskan malam anda bersama dengan keluarga atau orang-orang tercinta, karena kami percaya, menikmati Enrekang di malam hari itu membawa cerita tersendiri, karena ini unik, desa di siang hari, namun malamnya seperti berada di kota besar dengan gemerlapnya lampu di sepanjang mata memandang ,” tuturnya.