Sekarang yang perlu menjadi bahan refleksi bersama, Batti lanjutnya, apa yang akan ditawarkan kepada generasi HMI selanjutnya sehingga menjadi gen Z yang mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.

“Contohnya kita kurang tertarik lagi berkumpul di botlem sebagai tempat sejarah yang melahirkan banyak pemimpin sekaligus pemikir di negara kita. Diskusi dikoridor tidak lagi menjadi budaya, bahkan membaca buku menjadi kesenangan yang langka. Itu refleksi saya dan itu di komisariat saya. Generasi yang tidak lagi melihat besi kayu tempel dan dinding kusam sebagai tempat berfikir dan berdiskusi dengan baik,” ujarnya.

Terkait kepengurusan selanjutnya, ia berharap para kader nantinya dapat merumuskan dan menjalankan program kerja dengan mendasarkan pada NDP.

“Kita tidak mungkin membandingkan sekarang dan masa lalu, kita tidak mungkin menggunakan metode yang lama untuk struktur pengurus sekarang. Karena sudah dekat dengan kepengurusan yang baru, saya berharap kader dapat mendasarkan pada NDP, menjalankan program kerja sebagai insan akademis,” harapnya.

Ia juga berharap Pengurus HMI Komisariat YPUP yang sekarang dapat bertanggung jawab dalam hal menjaga mata air HMI.

“Bagaimana menjaga mata air, bukan mata airnya yang dijaga, tapi sumurnya. Sama ketika mempelihara udang, bukan udangnya dijaga, tapi sumurnya. Siapa yang bertanggung jawab, siapa sumurnya, Pengurus. Pengurus yang bertanggung jawab. Tidak ada cara lain, kecuali mentransformasikan NDP ke dalam program pengurus. Untuk kepengurusan selanjutnya, rencanakan, mentransformasikan NDP saat membuat program kerja, jangan pakai cara lama karena kader butuh inovasi program dan yang paling bisa menjawab pertanyaan mendasar bagaimana menjaga mata air HMI agar tetap jernih adalah pengurus,” jelasnya.

Jelang RAK, HMI YPUP Gelar Diskusi Refleksi Akhir Tahun
Jelang RAK, HMI YPUP Gelar Diskusi Refleksi Akhir Tahun. Foto: Dok. Istimewa.