Luwu Utara – Inovasi baru kembali hadir di Kabupaten Luwu Utara dalam rangka membangkitkan geliat perekonomian di tengah situasi pandemi Covid-19, khususnya di wilayah perdesaan, dengan mengambil topik ‘Peka Desa Bergulir’.

Baca Juga : Serahkan Penghargaan 10 Inovasi, Bupati Lutra Harap Dapat Direplikasi

Inovasi Peka Desa Bergulir adalah inovasi pelayanan publik di bidang Pemberdayaan Masyarakat. Saat ini, menyasar sembilan desa di dua kecamatan, yaitu lima desa di Kecamatan Sabbang, dan empat desa di Kecamatan Rongkong.

Inovator Peka Desa Bergulir, Alimuddin, mengatakan, pembangunan kawasan perdesaan DTA Sungai Rongkong mulai dilaksanakan pada 2018, yang dikuatkan dengan adanya dokumen rencana pembangunan kawasan perdesaan tersusun.

“Alhamdulillah, dokumen rencana pembangunan kawasan perdesaan telah kami susun. Di mana dalam dokumen ini, perangkat daerah terkait, memiliki tugas dan peran masing-masing dalam mewujudkan desa sasaran menjadi desa maju dan mandiri,” jelas Alimuddin, Senin (31/1/2022), pada Revitalisasi Bumdesma dan BKAD di Kantor Desa Malimbu, Sabbang.

Ia menyebutkan, salah satu keunikan inovasi ini adalah pembentukan kawasan perdesaan tanpa intervensi dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT).

“Tidak ada intervensi dari Kemendes. Ini murni inisiatif dari Pemda Kabupaten Luwu Utara,” ungkapnya.

Selain itu, dibentuknya beberapa kelembagaan seperti Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesma) serta Badan Kerjasama Antardesa (BKAD) melalui Musyawarah Antardesa atau MAD.

“MAD ini merupakan metode baru dalam perencanaan pembangunan kawasan perdesaan, dan juga yang pertama terbentuk di Luwu Utara,” bebernya.

Sementara itu, Pendamping Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan Sabbang, Erniyati, membeberkan sebuah fakta menarik. Dengan adanya inovasi Peka Desa Bergulir, perekonomian di wilayah Kawasan Perdesaan DTA Sungai Rongkong kini mulai bergeliat.