“Dengan inovasi ini, bumil yang melahirkan normal dapat pulih lebih cepat,” terangnya.

Ia juga mengungkapkan manfaat lain dari inovasi ini yaitu mampu mengefisienkan anggaran pada sistem Jaminan Kesehatan Nasional sekitar Rp384.000.000.

“Ya, sekitar Rp384.000.000 dana dapat diefisienkan dengan perhitungan bahwa setiap sesar, klaim terendah yang dibayarkan BPJS adalah Rp4.000.000,” ungkapnya.

Untuk diketahui, inovasi ini ikut dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Pemprov Sulsel.

Terpisah, Kepala BPJS Kesehatan Luwu Utara, Muhammad Syahrul, mengapresiasi inovasi Kedai Bumil.

“Kami mengapresiasi dan sangat mendukung inovasi ini karena pastinya peserta BPJS akan merasakan manfaatnya, khususnya bagi peserta yang sedang hamil, akan merasakan manfaat dari inovasi ini. Semoga inovasi ini terus dikembangkan,” katanya.

Ia berharap, dengan adanya pengembangan inovasi ini, dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap peserta Jaminan Kesehatan di Lutra.

“Saya berharap dengan adanya inovasi ini, dapat memberikan pelayanan yang berkualitas, bermutu, efektif dan efisien bagi peserta Jaminan Kesehatan di Kabupaten Luwu Utara.

Diakhir, Ia memberikan selamat atas inovasi yang dikembangkan oleh Juinar.

“Selamat dan sukses atas inovasi Dinas Kesehatan ini,” tandasnya.

Sekadar diketahui, inovasi Kedai Bumil yang merupakan inovasi Dinas Kesehatan Kabupaten Luwu Utara ikut berkompetisi dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) melalui aplikasi Jaringan Inovasi Pelayanan Publik (JIPP) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Juga : Terus Kembangkan Inovasi, Pemda Lutra Resmi Ikut KIPP Sulsel