MAROS – Yayasan Hadji Kalla meresmikan bantuan reaktor biogas untuk duafa dalam Program Kampung Iklim (Proklim) 2022 yang bekerjasama dengan Yayasan Rumah Energi.

Baca juga : Jabal Nur Harap Jusuf Kalla Maju Lagi Sebagai Ketua IKA Unhas

Sebagai yayasan yang bergerak dalam berbagai program pemberdayaan masyarakat karena itu untuk lebih sadar tentang pentingnya konservasi energi melalui energi terbarukan dan gaya hidup hijau untuk menjamin ketahanan pangan dan energi.

Peresmian Program Kampung Iklim ini dilaksanakan di dua desa di Kabupaten Maros, yakni Desa Simbang dan Desa Sambueja, Senin (21/2/2022). Acara dihadiri oleh aparat desa setempat, Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Maros, Fasilitator Yayasan Rumah Energi serta Tim Bidang Kemanusiaan, Lingkungan dan Kesehatan Yayasan Hadji Kalla.

Program ini diinisiasi atas dasar krisis energi yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia. Jika berbicara tentang energi, bisa dilihat bahwa dalam beberapa tahun ke depan, ketersediaan energi untuk berbagai macam kebutuhan akan semakin menipis, tidak akan selalu ada. Salah satu pengaruhnya adalah penggunaan sumber daya energi yang tidak terbarukan, dalam hal ini minyak dan gas.

“Dalam lima tahun ke depan, sebagai strategi nasional, energi yang dihasilkan oleh fosil ini sudah mulai menipis dan akan digantikan oleh energi listrik. Namun ada alternatif lain yang hari ini kita coba di rumah salah satu warga Desa Simbang ini, di rumah bapak Haeruddin, yakni reaktor penghasil biogas yang bisa kita hasilkan dari kotoran hewan seperti sapi. Dengan penggunaan energi minyak dan gas yang dikurangi, maka ada konversi energi lain yang bisa membawa manfaat baru,” jelas Sapril Akhmady, Manager Bidang Humanity & Enviroment Yayasan Hadji Kalla.