JAKARTA – Pembungkaman terhadap sikap kritis mahasiswa yang terjadi belakangan terhadap Mahasiswa BEM FH di Bengkulu dan Mahasiswa UI oleh Dekanat dan Rektorat membuat Pemimpin Redaksi Suara Mahasiswa UI, Nada Salsabila angkat bicara terkait kejadian tersebut yang dianggap mengancam iklim demokrasi.

Baca Juga : Bangun Birokrat Legal dan Integritas, Danny Kukuhkan 61 Pejabat Lingkup Pemkot Makassar

Pemimpin Redaksi Suara Mahasiswa UI, Nada Salsabila, mengatakan sangat menyayangkan kejadian tersebut yang memberangus kebebasan berekspresi.

“Sebagai mahasiswa UI, Nada melihat adanya penurunan kualitas kebebasan berekspresi di kampusnya. Ia menyebut pemanggilan fungsionaris BEM UI terkait postingan kritik sebagai salah satu contohnya. Menurutnya, pemanggilan itu tidak dapat dibiarkan karena seharusnya kampus menjamin hak-hak mahasiswanya, termasuk hak berekspresi,” dikutip dari tempo.co, Minggu (22/08/2021).

Serupa dengan Nada, Perwakilan Aliansi Mahasiswa UGM, Zaadila Muftial Mabrur, menganggap tindakan tersebut pada kejadian BEM FH di bengkulu dan Mahasiswa UI menunjukkan kampus anti kritik.

“Budaya kritis bukan saja tidak dijunjung, bahkan sekadar dilindungi pun tidak,” kata Mufti.

Mufti berharap ada kebebasan berekspresi bagi mahasiswa agar dapat melangsungkan dialog antar mahasiswa dan pemerintah yang mempengaruhi demokrasi.

“Sehingga tidak perlu ada cara atau gestur yang mengancam mahasiswa. Sebab, mahasiswa bersuara bukan mencari keributan, tetapi mencari kepastian,” kata Mufti, menegaskan.