JAKARTA – Perang Ukraina-Rusia selama dua pekan terakhir membuat swedia merasa keamanan secara global memburuk sehingga menaikkan anggaran militernya.

Dengan invasi Rusia ke Ukraina, mereka menyadari fakta keamanan Eropa secara luas bisa terancam.

Perdana Menteri (PM) Magdalena Andersson berinisiatif untuk meningkatkan kemampuan pertahanan sebagai tindakan pencegahan.

Baca Juga : Rencana Serangan Militer Ukraina ke Donbass di Bongkar Rusia

Dilansir dari idntimes, sejak Perang Dingin berakhir, Swedia memangkas besar-besaran pengeluaran pertahanannya. Nilainya bahkan mencapai kurang dari 1 persen PDB. Kini, setelah melihat agresi Rusia ke Ukraina, Swedia menyadari fakta lain tentang ancaman keamanan di Eropa.

Tapi, sejak Perang Dingin berakhir, Swedia memangkas besar-besaran pengeluaran pertahanannya. Nilainya bahkan mencapai kurang dari 1 persen PDB. Kini, setelah melihat agresi Rusia ke Ukraina, Swedia menyadari fakta lain tentang ancaman keamanan di Eropa.

“Perang di Eropa akan mempengaruhi rakyat Swedia. Kita perlu terus memperkuat kemampuan pertahanan Swedia. Situasi keamanan di sekitar Swedia telah memburuk dari waktu ke waktu. Serangan Rusia di Ukraina semakin memperburuk itu,” ujar Andersson dikutip dari France24.

Kenaikan anggaran pertahanan mencapai 2 persen dari PDB juga harus diimbangi dengan banyak faktor, terutama seberapa cepat angkatan bersenjata dapat tumbuh.

“Kami ingin menerapkan ini dengan cara yang sistematis, realistis, dan layak. Kami harus mendapatkan hasil maksimal dari setiap uang yang kami keluarkan untuk pertahanan,” kata Menteri Pertahanan Peter Hultqvist.

Dalam pengumuman rencana peningkatan anggaran pertahanan pada hari Kamis, dilansir Al Jazeera, PM Andersson menginginkan kenaikan mencapai 2 persen dari PDB itu dilakukan sesegera mungkin. Namun, sejauh ini tidak ada rincian tanggal secara spesifik.

Perang Ukraina-Rusia juga telah mengubah opini publik Swedia. Selama puluhan tahun, opini publik Swedia menolak negara itu bergabung dengan aliansi NATO. Tapi setelah Rusia menyerang Ukraina, opini itu berbalik. Mereka ingin negaranya bergabung dengan aliansi pimpinan AS tersebut.