JAKARTA – Badan Perlindungan Siber Israel mengumumkan keadaan darurat pada Senin (14/03/2022) usai situs web pemerintahan diretas.

Situs pemerintah terganggu dalam sebuah aksi peretasan. Situs web kementerian dalam negeri, kesehatan, kehakiman, dan kesejahteraan serta kantor perdana menteri dimatikan, kata Direktorat Siber Nasional di Twitter.

“Dalam beberapa jam terakhir, serangan Denial of Service (DDoS) terhadap penyedia komunikasi teridentifikasi. Akibatnya, akses ke sejumlah situs web, di antaranya situs web pemerintah, diblokir untuk sementara waktu,” kata direktorat dikutip dari Middle East Eye.

Baca Juga : Perang Rusia-Ukraina Tak Kunjung Usai, Lemhannas Sebut Centre of Gravity

Berikut 3 Faktanya….

1. Pemerintah cek situs-situs strategis lain

Semua situs web yang diretas pada Senin, sebelumnya masih berfungsi normal. Pada Senin malam, semua website telah dipulihkan. Web tersebut diserang menggunakan metode DDoS.

Dilansir dari idn times, pemeriksaan sedang dilakukan di situs-situs strategis Israel dan infrastruktur pemerintah, termasuk perusahaan listrik dan air Israel untuk melihat apakah mereka juga diserang.

2. Belum diketahui siapa pelakunya

“Israel dan Iran telah bertahun-tahun melakukan serangan siber, dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran meretas kamera CCTV dan database karyawan di pelabuhan Haifa dan Ashdod bulan lalu,” lapor RT dikutip dari Palestine Chronicle.

3. Iran sempat gagalkan sabotase Israel di fasilitas nuklir miliknya

Pihak berwenang Iran berhasil menggagalkan operasi Israel yang bertujuan untuk menyabotase fasilitas nuklir di Fordow, tepat di utara kota Qom.

Persaingan keduanya akhir-akhir ini juga semakin memanas. Iran menyalahkan Israel atas sejumlah serangan siber serupa di situs-situs Iran. Sementara, Washington dan kekuatan Barat lainnya menuduh Iran mencoba mengganggu dan membobol jaringan mereka.