“Vale juga telah menyediakan pusat pembibitan modern (nursery) untuk mendukung aktivitas rehabilitasi lahan pasca tambang. Nursery beroperasi sejak sejak 2006 di atas lahan seluas 2,5 hektar dengan kapasitas produksi rata-rata 700.000 bibit per tahun,” terangnya.

Lebih lanjut, Bayu mengungkapan kontribusi untuk kas negara telah mencapai 1,2 miliar dollar AS melalui pembayaran pajak dan non pajak sejak 2011 hingga 2021.

“Bahkan sudah ada 3,3 milar dollar AS, total investasi PT Vale di Indonesia dalam 50 tahun terakhir,” bebernya.

Hingga jalan untuk unit logistik PT Vale dari Sorowako-Malili sepanjang 64 kilometer yang juga menjadi akses utama transporatasi darat untuk masyarakat umum.

Sangat berdanding terbalik dengan apa yang disampaikan Anggota DPRD Sulsel seperti yang dikutip pada lama Detik.com yang meminta kontrak PT Vale di Sorowako yang akan berakhir pada 28 Desember 2025 tidak lagi diperpanjang pemerintah pusat.  Ia menilai kontribusi Vale minim dan malah menyebabkan banyak kerusakan lingkungan.

“Kami di DPRD Sulsel meminta agar pemerintah pusat tidak memperpanjang kontrak kerja ini. Selama 50 Tahun PT Vale di Sulsel hanya menyisakan masalah, kerusakan lingkungan. Tidak ada nilai ekonomi bagi masyarakat,” kata Ketua Komisi D DPRD Sulsel Rahman Pina dalam keterangan yang diterima, Senin (14/3).

Menurutnya, pertambangan nikel di Sorowako akan lebih besar manfaatnya bila dikelola pengusaha lokal. Dia menilai banyak pengusaha lokal yang berkemampuan melakukan kegiatan eksplorasi pertambangan dengan tetap mengedepankan dan menyeimbangkan pengelolaan lingkungan.

“Lebih cepat Vale angkat angkat kaki dari Sulsel lebih baik. Saatnya anak anak negeri ini mengelola kekayaan alam sendiri,” tegasnya.