SOROWAKO – Tudingan DPRD Sulsel atas minimnya kontribusi PT Vale Indonesia Tbk sejak beroperasi pada 50 tahun lalu terhadap masyarakat sekitar dibantah. Pihak PT Vale justru mengungkapkan telah melakukan sejumlah keberpihakan atas hak baik pemerintah maupun masyarakat yang ada di wilayah ini.

Baca juga : Vale Tak Sekadar Tambang di Luwu Timur

Kerusakan lingkungan seperti yang ditudingkan kepada PT Vale di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel) ini berbanding terbalik dengan yang telah dilakukannya. Pihak PT Vale telah banyak memberi manfaat kepada masyarakat selama beroperasi.

Head of Communication PT Vale Indonesia Tbk, Bayu Aji mengatakan selama beroperasi, PT Vale telah berkontribusi dalam membangun manusia. Salah satunya dengan membuka peluang kerja yang saat ini sudah sekitar 11.000 pekerja dari masyarakat lokal maupun seantero nusantara.

“Sebanyak 87 % karyawan adalah masyarakat lokal Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, tempat tambang dan pabrik perusahaan beroperasi saat ini. Juga melalui Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) sejak 2015, PT Vale membina dan mendampingi petani dan kelompok perempuan di area pemberdayaan untuk mampu dan aktif membudidayakan pertanian organik dan herbal,” paparnya.

PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) berbagi inspirasi profesi dengan para pelajar SMA/SMK dalam Kelas Motivasi yang berlangsung di Aula SMKN 1 Bungku Timur, Desa Kolono, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Tak hanya itu, Bayu menyebut PT Vale bahkan mendistribusikan listrik 10,7 megawatt untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Luwu Timur. Termasuk mengoperasikan boiler listrik yang nol emisi untuk kebutuhan pabrik pengolahan dari sebelumnya menggunakan bahan bakar fosil.

Juga selama ini aktivitas penghijauan setelah tambang usai juga dilakukan. PT Vale mengintegrasikan aktivitas penambangan dengan rehabilitasi lahan pasca tambang dengan luas total reklamasi lahan pascatambang telah mencapai 3.012,44 hektar di Blok Sorowako dengan alokasi dana tahunan rata-rata lebih dari 2 juta dollar AS.

“Vale juga telah menyediakan pusat pembibitan modern (nursery) untuk mendukung aktivitas rehabilitasi lahan pasca tambang. Nursery beroperasi sejak sejak 2006 di atas lahan seluas 2,5 hektar dengan kapasitas produksi rata-rata 700.000 bibit per tahun,” terangnya.

Lebih lanjut, Bayu mengungkapan kontribusi untuk kas negara telah mencapai 1,2 miliar dollar AS melalui pembayaran pajak dan non pajak sejak 2011 hingga 2021.

“Bahkan sudah ada 3,3 milar dollar AS, total investasi PT Vale di Indonesia dalam 50 tahun terakhir,” bebernya.

Hingga jalan untuk unit logistik PT Vale dari Sorowako-Malili sepanjang 64 kilometer yang juga menjadi akses utama transporatasi darat untuk masyarakat umum.

Sangat berdanding terbalik dengan apa yang disampaikan Anggota DPRD Sulsel seperti yang dikutip pada lama Detik.com yang meminta kontrak PT Vale di Sorowako yang akan berakhir pada 28 Desember 2025 tidak lagi diperpanjang pemerintah pusat.  Ia menilai kontribusi Vale minim dan malah menyebabkan banyak kerusakan lingkungan.

“Kami di DPRD Sulsel meminta agar pemerintah pusat tidak memperpanjang kontrak kerja ini. Selama 50 Tahun PT Vale di Sulsel hanya menyisakan masalah, kerusakan lingkungan. Tidak ada nilai ekonomi bagi masyarakat,” kata Ketua Komisi D DPRD Sulsel Rahman Pina dalam keterangan yang diterima, Senin (14/3).

Menurutnya, pertambangan nikel di Sorowako akan lebih besar manfaatnya bila dikelola pengusaha lokal. Dia menilai banyak pengusaha lokal yang berkemampuan melakukan kegiatan eksplorasi pertambangan dengan tetap mengedepankan dan menyeimbangkan pengelolaan lingkungan.

“Lebih cepat Vale angkat angkat kaki dari Sulsel lebih baik. Saatnya anak anak negeri ini mengelola kekayaan alam sendiri,” tegasnya.