MAKASSAR – Kepala Sub Bidang (Kasubid) Inovasi dan Teknologi Badan Perencanaan, Pembangunan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan, Dermayana Arsal, S.Hut, M.P, Ph.D. mengatakan bapelitbangda bukan hanya pelayanan publik tapi juga terkait pemerintahan dan inovasi lainnya. Untuk tahun ini sendiri, bapelitbangda menggencarkan 2 program yaitu terkait kolaborasi penelitian dan pendidikan anak putus sekolah.

Baca Juga: Bantaeng Jadi Satu-satunya Kabupaten di Sulsel yang Lolos Ajang Bergengsi Nasional

Kolaborasi penelitian bapelitbangda dilakukan dengan beberapa pihak seperti Lembaga Strategi Nasional (LSN), Perguruan Tinggi, Yayasan Bakti, hingga Knowledge Sector Initiative (KSI) yang merupakan kerjasama Indonesia-Australia melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) yang saat itu bekerjasama dalam program Gubernur Sulsel dalam memulihkan industri sutra.

Dermayana mengatakan, untuk pendidikan anak putus sekolah sendiri, pihak provinsi bekerjasama dengan tingkat kabupaten untuk menangani anak-anak putus sekolah mulai dari SD sampai SMA.

“Inikan sebenarnya di kita itu, di provinsi kewenangannya sampai di SMA saja. Tapi yang putus sekolah itukan kebanyakan di Kabupaten. Kabupaten itukan kewenangannya dari SD sampai SMP, makanya inovasinya ada koordinasi dan kolaborasi antara provinsi dengan kabupaten. Karena dua-duanya kena ini, antara yang putus sekolah dari SD sampai SMA,” jelasnya pada Jumat (18/3/2022).

Penanganan anak putus sekolah dilakukan dengan melakukan pendataan, lalu dengan basis data yang ada dilakukan tindak lanjut untuk melakukan kolaborasi berikutnya agar anak dapat kembali bersekolah. Program ini sudah dimulai sejak tahun 2019 dan sekarang penanganannya sudah masuk sampai tingkat desa dan kecamatan dengan beberapa pembaharuan utamanya dalam metode pendataannya. Beberapa hal yang dilakukan untuk menarik minat anak kembali bersekolah yaitu misalnya dengan memberikan reward.