“Dengan sistem Profit Sharing, kami memberikan kesempatan kepada Bumdes untuk menjadi mitra kerja yang profesional dengan pembagian keuntungan untuk Bumdes serta bagi pemilik lahan.” Jelasnya.

Dipo menambahkan, sampai tahun 2019 PT. BAPM telah mengelola 595 Ha lahan, dan sebanyak 430 Ha lahan telah difungsikan menjadi sawah. Kemudian pembentukan jalan tani sepanjang 15 kilometer, pembuatan 4 buah jembatan penghubung, tanggul, irigasi, pintu air, serta jalan produksi. Yang semuanya dikerjasamakan melalui Bumdes, Ungkap Dipo.

Dengan metode pembentukan lahan baru buka menjadi lahan persawahan yang bisa dikelola secara mekanisasi berstandar internasional, bukan tidak mungkin beberapa tahun kedepan dengan konstribusi PT. BAPM sebagai investor pertanian akan merubah kabupaten Luwu Timur menjadi kabupaten Agroindustri yang dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara berkekuatan pangan.

Selain bertekad mengembangkan pertanian di sektor hulu. BAPM juga melihat potensi bisnis usaha di sektor hilir, yaitu pasca panen.

Rencana besar bagi PT. BAPM akan membangun Rice Milling Unit (RMU) berteknologi Jepang dengan kapasitas besar untuk menjawab persoalan pasca panen khususnya di Kabupaten Luwu Timur. (Arif Tella)