Sementara itu, Bupati Takalar H. Syamsari di hadapan para siswa yang didampingi oleh orangtuanya menyampaikan bahwa program ini dalam rangka menuju takalar yang unggul sejahtera dan bermartabat.

“Karena kita tahu dari hasil pendataan rata-rata lama sekolah 7,91 tahun di Takalar. Dan kita tahu rata lama sekolah di Indonesia itu sekitar 8 tahun lebih. Jadi, ini adalah upaya kita bersama dengan membuat pusat kegiatan belajar yang akan mendorong anak-anak kita yang putus sekolah untuk kembali lagi bersekolah,” jelasnya.

Ia mencontohkan, di Desa Kampung Beru anak putus sekolah jumlahnya kurang lebih 100 anak. Inilah yang harus diintervensi kata dia, bersama dengan anak-anak di desa lainnya yang harus kembali bersekolah melalui PKBM.

“Nanti kita akan memasukkan Perbupnya terkait program-program dari OPD untuk mengisi dari materi PKBM ini agar tidak monoton seperti sekolah formal lainnya, tetapi diberi tambahan seperti life skill dan local wisdom seperti seni lokal dan khas dari masing-masing desa,” tambahnya.

Life skill kata Bupati, bisa diperoleh dengan bekerjasama BLK untuk memberikan keterampilan dan untuk seni akan bekerjsama dengan seniman lokal untuk mengajarkan seni tradisional yang menjadi khas dari desa tersebut.

“Dan program ini akan menjadi warisan saya untuk masyarakat ketika masa jabatan saya berakhir tahun depan. Ini akan memberi manfaat kepada masyarakat jika dilaksanakan dengan baik, bahkan jika nanti bupati yang baru ada,” tutupnya.