Jika kita melihat tingkat kejahatan di Indonesia, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) 2015, selang waktu terjadinya kejahatan (crime clock) sebesar 00.01’36” (1 menit 36 detik) pada tahun 2014.

Intinya, setiap pergantian waktu yang hanya berselang kurang lebih 2 menit, terjadi tindak kriminalitas di Indonesia.

Bahkan yang lebih mirisnya, sekarang ini orang-orang yang katanya memiliki pendidikan yang tinggi, juga melakukan tindak kejahatan, sebut saja korupsi, perselingkuhan dan lain sebagainya.

Ini membuktikan bahwa, pendidikan yang tinggi namun tidak dibekali oleh karakter dan moral yang baik, maka akan menghasilkan kejahatan yang jauh lebih besar.

Maka dari itu, selain pendidikan formal yang tinggi, perlu juga kiranya mempertinggi pendidikan karakter dan moral. Agar kecerdasan yang dimiliki seseorang yang berpendidikan tinggi, dapat dibingkai dengan baik oleh akhlak yang baik pula. Sehingga menghasilkan manusia-manusia berkualitas, yang menjadi ujung tombak kemajuan bangsa Indonesia.

Cara yang paling efektif untuk menumbuhkan karakter baik dari dalam diri seseorang, ialah dengan menanamkan nilai-nilai agama sejak dini.

Dan yang paling memegang peranan penting dalam hal ini ialah keluarga, karena keluarga merupakan sekolah pertama bagi manusia. Jika pendidikan di keluarganya baik, maka in shaa ALLAH akhlak yang terbangun dalam diri seseorang, ialah akhlak yang baik pula.

Sekalipun banyak godaan yang menerpanya di luar sana, ketika seseorang itu telah tumbuh dewasa. Namun, akan lebih mudah terkontrol dikarenakan telah tertanam dalam jiwanya, karakter-karakter baik yang di tanamkan oleh orang tuanya sejak dini.

Melihat hal tersebut, tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh keluarga sangat besar bagi pendidikan anak. Maka dari itu, perlu kiranya hal ini diperhatikan secara serius.