“Saya kira ini menjadi gerbong yang memiliki potensi untuk mampu memenangkan siapun nantinya yang akan diusung, tinggal bagaimana mampu memilih figur yang tepat untuk diajukan dalam kontestasi, konteks Pilgub Sulsel dan Pilkada kabupaten juga nantinya,” tambahnya.

Baca Juga: Muncul Isu Akan Gantikan Ketum Golkar, Taufan Pawe : Isu Liar!

Untuk langkah-langkah dari koalisi tiga parpol ini, pertama bagaimana menciptakan kesepakatan politik figur yang akan diusung pada setiap kontestasi, tentunya yang akan ditunjukkan adalah tokoh kunci kemenangan.

“Dari sisi figuritas, itu masuk dalam tokoh yang menjadi tokoh kunci, sehingga sepanjang masing-masing memiliki pemahaman yang sama, memiliki cara pandang yang sama, itu akan lebih memudahkan untuk tiga partai ini membangun koalisi yang kuat,” tuturnya.

Menurut akademisi Unhas Makassar itu, tiga parpol ini masing-masing punya figur yang kuat. Mereka punya figur yang secara elektoral bisa menjual, tinggal bagaimana kemudian menyatukan kekuatan dan bagaimana membangun sinergi yang harmonis antara jenjang-jenjang struktural partai, sehingga siapapun yang akan diajukan nanti dalam kontestasi itu.

“Kemudian dari segi modal finansial dari ketiga partai ini, saya kira punya masing-masing, kemudian kekuatan elite yang mampu berkontribusi secara finansial, tapi persoalannya sekarang bagaimana mereka bisa menata, memainkan peran yang lebih besar di dalam kontestasi Pileg dulu sebelum Pilkada,” ungkapnya.

“Karena, kalau kita lihat masih partai-partai basis Islam sekarang juga sudah melakukan upaya penetrasi yang kuat di kelompok pemilih Islam,” lanjut dia.

Yang paling penting, nantinya akan sangat bergantung dengan tokoh-tokoh kunci elite di DPP masing-masing, untuk menyatukan siapa figur diantara tiga parpol ini untuk dimajukan di kontestasi Pilgub Sulsel dan Pilkada kabupaten kota se-Sulsel.