MEDAN – Direktur Agro PT Merek Indah Lestari, Frits H Silalahi apresiasi Starbuck usai lakukan pembinaan kepada petani kopi di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara pada hari Sabtu (18/6) dengan tujuan untuk meningkatkan produksi kopi Karo khas Sumatera.

Baca Juga : Kopi Dapat Panjangkan Umur, Ini Penjelasan Para Ahli

Frits menilai bahwa kopi banyak tumbuh di Kabupaten Karo terutama pada Kecamatan Merek dan salah satu jenis diantaranya adalah kopi Simalem yang pembudidayaannya dilakukan di Taman Simalem Resort (TSR).

Arabica varian Sigarar Utang ditanam secara organik di areal seluas 4 hektar di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Rencananya, manajemen akan menanam varian lain seperti Gayo dan Andong Sari.

Cita rasa kopi organik yang dikembangkan memiliki rasa dan karakter yang baik karena pengaruh dari faktor alamiah seperti ketinggian optimal, tekstur tanah subur alami, temperature sejuk dan diproses secara profesional mengikuti standard internasional.

Frits mengatakan bahwa, Kopi  Simalem dinilai memiliki karakter acidity, aroma dan rasa yang unik oleh para pecinta kopi sehingga banyak dicari.

“Di kalangan pecinta specialty coffee, Kopi Simalem dikenal berkarakter acidity, aroma dan flavour-nya unik. Banyak dicari karena single origin atau berasal dari satu kebun dengan rasa dan aroma unik yang bisa ditelusuri ke estate tersebut,” kata Frits.

Mirza Luqman Effendy dari Starbucks Indonesia mengatakan bahwa dirinya menyukai kopi yang berasal dari Karo karena dari 28.000 gerai yang dimiliki Starbucks hanya kopi Sumatera yang banyak digemari.

“Saya suka kopi Sumatera termasuk yang dari Karo, di 28.000 gerai Starbucks di seluruh dunia, kopi Sumatera paling digemari. Kami berkeliling ke beberapa negara dan daerah di Indonesia untuk membina petani kopi,” katanya.

Tovan Marhennata, perwakilan Starbucks di Kota Berastagi mengatakan, warga Sumut harus bangga karena punya Farmer Support Center (FSC) Starbucks di Berastagi, Kabupaten Karo. FSC ini satu-satunya di Indonesia. Menjadi pusat pelatihan untuk petani agar menghasilkan hasil tani yang lebih baik karena dibimbing para agronomis.

“Di seluruh dunia, FSC hanya terdapat di beberapa negara, di Indonesia berada di Tanah Karo. Konsepnya open-source, edukasi yang dilakukan selama ini cukup berdampak luas. Buktinya, semakin banyak kelompok tani yang semangat belajar dan tertarik mengikuti, termasuk dari Taman Simalem Resort,” ujar dia.