MAKASSAR – Sebuah jet temput canggih milik Rusia yakni Su-25 yang ditunggangi oleh seorang pilot berusia 63 tahun alami penembakan di wilayah Donbas, Ukraina pada bulan Mei lalu yang membuat sejumlah pertanyaan muncul.

Baca Juga : Polisi Ukraina Evakuasi Tujuh Jenazah Warga Sipil

Tanda tanya yang muncul antara lain tentang alasan di balik fakta bahwa pesawat tempur canggih itu dikemudikan oleh pilot berusia 63 tahun.

Banyak yang bertanya-tanya tentang peran mantan pilot militer berpangkat mayor jenderal itu, terutama karena dia telah pensiun dari angkatan bersenjata Rusia sekitar satu dekade lalu.

Teka-teki lainnya adalah tentang tren bahwa banyak jenderal Rusia kehilangan nyawa dalam pertempuran di Ukraina. Jumlah pasti jenderal Rusia yang tewas di Ukraina pun belum terjawab.

Jawaban atas berbagai pertanyaan tadi akan mengungkap banyak hal tentang bagaimana Rusia menggulirkan perang ini, termasuk nyawa yang dipertaruhkan untuk perwira paling senior sekalipun.

Mayor Jenderal Kanamat Botashev adalah pilot tempur Rusia yang sangat terampil dan dihormati. Terlepas dari pangkat, umur, dan statusnya sebagai pensiunan, dia kembali ke kokpit pada hari itu.

BBC berbicara dengan tiga mantan bawahan Botashev. Mereka berkata, dia tidak bisa menjauh dari “operasi militer khusus” istilah yang digunakan Rusia untuk menyebut invasi skala penuh mereka ke Ukraina.

“Dia adalah seorang Pilot dengan huruf besar P,” kata seorang mantan anak buah Botashev dilansir dari BBC News Indonesia.

Lanjutnya, tidak banyak orang didunia yang memiliki obsesi seperti pilot tersebut dan Botashev bangga pernah bekerja dengannya.

“Hanya sedikit orang di dunia yang terobsesi dengan langit seperti dirinya. Saya akan selalu merasa bangga pernah bekerja di bawahnya,” kata bekas anak buahnya yang lain.