Warganet Saudi Geram Wartawan Media Israel Menyusup ke Mekkah
MEKKAH – Warganet saudi geram melalui media sosial usai wartawan media Israel menyusup ke Mekkah pada Senin (18/07) lalu. Padahal warga non-Muslim dilarang masuk ke kota suci umat Islam itu.
Seorang warga Arab Saudi yang diduga membantu wartawan Israel menyusup ke Mekah telah ditahan, menurut polisi Jumat (22/07), menyusul kemarahan warganet melalui media sosial.
Wartawan Gil Tamary dari Channel 13 Israel menyusup ke Mekah, pada Senin (18/07) lalu.
Kepolisian Mekah menyebut pria yang ditahan sebagai “warga”. Dia dibawa ke pihak kejaksaan karena diduga memfasilitasi masuknya seorang jurnalis (non-Muslim), kata seorang juru bicara kepolisian seperti dilaporkan kantor berita Saudi, SPA.
Wartawan Israel itu mengunggah video dirinya masuk ke Mekah melalui akun Twitternya, pada Senin lalu.
SPA tidak menyebut nama wartawan tersebut, namun mengatakan ia adalah warga Amerika dan kasusnya juga akan dilimpahkan ke kejaksaan agar “diambil langkah yang perlu berdasarkan hukum yang berlaku.”
Israeli journalist Gil Tamari, working for Israel’s Channel 13 News, found a way into Mecca to shoot a documentary. The city is normally forbidden for non-Muslims to enter. The move sparked criticism on social media, and led to the channel issuing an apology in Arabic. pic.twitter.com/KNSiZBZ7IM
— Middle East Eye (@MiddleEastEye) July 19, 2022
Di tengah kontak bisnis dan keamanan yang terus meningkat, Arab Saudi tidak mengakui Israel dan tidak ikut serta dalam perjanjian yang ditengahi Amerika Serikat pada 2020 yang berujung pada dijalinnya hubungan diplomatik antara negara Yahudi itu dengan dua negara tetangga Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Dalam klip video berdurasi 10 menit itu, Tamary berkunjung ke Padang Arafah, tempat umat Islam melakukan wukuf dalam rangkaian ibadah haji.
Ia juga melewati Masjidil Haram dan menyebutkan dirinya melihat jemaah haji keluar dari salah satu tempat paling suci bagi umat Islam.
Dalam unggahannya, Tamary mengatakan ia menyadari apa yang ia lakukan bertentangan dengan hukum namun ia ingin menunjukkan “tempat yang sangat penting bagi saudara-saudari Muslim kami.”