MAROS – Desa Ampekale, di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros merupakan desa pertanian yang terletak di wilayah pesisir. Salah satu persoalan yang dihadapi oleh masyarakat adalah penanganan sampah, khususnya sampah rumah tangga.

Baca Juga : Wakil Bupati Maros Henghadiri Penutupan Bimtek PTK Bagi Tenaga Pengajar Sekolah

 

Untuk menjawab persoalan tersebut, mahasiswa KKN Unhas Gelombang 108 Tematik PUPR yang berlokasi di Posko 5 Desa Ampekale menghadirkan inovasi Sampata. Melalui inovasi ini, penanganan sampah sejak di rumah tangga dapat terkelola melalui sistem pengangkutan yang partisipatif.

 

Hal ini diterangkan saat Seminar Evaluasi Program Kerja Posko 5 Desa Ampekale, KKN Unhas Gelombang 108 Tematik PUPR. Kegiatan berlangsung pada Sabtu (30/7) mulai pukul 10.00 WITA di Balai Desa Ampekale, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.

 

Dosen Pendamping Kegiatan (DPK) KKN Unhas di Posko 5 Desa Ampekale, Ishaq Rahman, menjelaskan bahwa selain melaksanakan program kerja, KKN sebenarnya menekankan pada aspek pembelajaran hidup sosial dan hidup bermasyarakat.

 

“Saya selalu mengingatkan kepada mahasiswa bahwa pada akhir KKN nanti program kerja pasti dapat dipertanggungjawabkan. Jika terlaksana, akan dijelaskan prosesnya. Namun jika tidak terlaksana, akan dijelaskan penyebabnya,” kata Ishaq.

 

Lanjutnya, sehingga hal terpenting dari KKN bukan saja melaksanakan program kerja. Akan tetapi, bagaimana proses bersoalisasi dan bermasyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa KKN di lokasi tempatnya berkegiatan.

 

“Jika mahasiswa diterima baik oleh masyarakat, terlibat dalam aktivitas kemasyarakatan, tidak ada konflik, maka itu pertanda mahasiswa telah berhasil melaksanakan KKN,” kata Ishaq.

 

Pada Seminar Evaluasi Program Kerja ini, mahasiswa KKN Unhas di Posko 5 Desa Ampekale memaparkan berbagai program kerja yang telah selesai dilaksanakan dan yang sedang dalam proses penyelesaian.