RAKYAT.NEWS, Enrekang – Pandemi COVID-19 sudah berlangsung lebih dari 2 tahun. Meski begitu, belum semua penduduk di Indonesia berhasil tervaksinasi secara lengkap (dosis satu dan dua). Total capaian vaksinasi lengkap masih di bawah 75 persen. Artinya, satu dari empat penduduk masih belum menerima vaksinasi lengkap. Capaian ini akan semakin mengecil jika pemerintah jadi menetapkan konsep vaksinasi lengkap menjadi dosis 1, 2, dan tiga, karena capaian untuk vaksinasi dosis tiga sendiri masih di bawah 30 persen.

Untuk mendukung upaya pemerintah dalam memaksimalkan capaian vaksin COVID-19 bagi kelompok rentan, Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) melalui Save the Children Indonesia dan Sulawesi Community Foundation (SCF) mengimplementasikan program percepatan vaksinasi bagi kelompok rentan di lima kabupaten di Sulawesi Selatan. Meliputi Gowa, Maros, Bone, Pinrang, dan Enrekang. Dalam pelaksanaannya, kerja sama multipihak adalah salah satu kunci dalam meningkatkan capaian sekaligus menjangkau kelompok rentan di wilayah-wilayah terpencil.

Sejalan dengan tujuan program tersebut, AIHSP melalui Save the Children Indonesia dan SCF mengadakan Vaksinasi COVID-19 Inklusif di Desa Benteng Alla Utara, Enrekang. Bekerja sama dengan pemerintah desa dan Puskesmas Baroko, kegiatan ini dilakukan untuk menjangkau dan memberikan akses vaksinasi COVID-19 yang inklusif.

“Kami sangat terbuka untuk kerja sama dengan pihak manapun. Terlebih lagi jika ada pihak yang mendukung capaian vaksinasi COVID-19 di wilayah kerja kami. Karena selama ini, kendala kami di lapangan adalah memobilisasi sasaran untuk mendapatkan vaksinasi. Kami sangat terbantu jika ada pihak yang membantu kami meningkatkan sasaran vaksinasi,” jelas Kepala Puskesmas Baroko Drg Hastika dalam keterangan tertulis yang diterima melalui Save the Children Indonesia, Rabu, 22 Februari 2023.

Selain mengadakan sentra vaksinasi, kelompok rentan yang memiliki hambatan mobilitas seperti lansia dan disabilitas juga dijangkau melalui kunjungan rumah. “Pemerintah Australia melalui Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) mendukung Pemerintah Daerah Sulawesi untuk memperkuat layanan vaksinasi COVID-19. Salah satu caranya adalah dengan membuatnya menjadi inklusif, khususnya dengan menyasar area-area sulit, dan ini hanya dapat dilakukan dengan kerjasama berbagai pihak,” ujar Provincial Coordinator AIHSP, Agung Wahyuda.

Selain untuk memastikan kelompok rentan dapat terlindungi dari COVID-19 melalui vaksin, program ini juga bertujuan untuk memberikan akses kesehatan yang inklusif. Vaksinasi inklusif memastikan tersedianya fasilitas yang mendukung berbagai kebutuhan masyarakat termasuk mereka yang menyandang disabilitas serta yang mengalami kesulitan mengakses sarana, prasarana, dan informasi tentang layanan terkait.

“AIHSP bersama mitra di lapangan seperti Save the Children dan SCF sangat mendorong kerja-kerja kolaborasi multipihak berbasis aset masyarakat yang memungkinkan keberlanjutan program. Salah satunya dapat kita lihat dalam kegiatan vaksinasi di Desa Bentang Alla Utara ini,” tambah Agung.

“Pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan penurunan tren kasus infeksi COVID-19 secara umum bukan berarti pandemi telah berakhir. Harus ada kesadaran dari berbagai pihak untuk tetap berusaha meningkatkan cakupan vaksinasi agar orang-orang yang masih rentan terhadap penularan seperti lansia dan orang dengan komorbid dapat terlindungi dari COVID-19. Karena pada dasarnya, dengan divaksin kita tidak hanya melindungi diri kita sendiri, tapi juga melindungi orang-orang di sekitar kita termasuk anak-anak,” keta Media and Brand Manager Save the Children Indonesia, Dewi Sri Sumanah.

Sejak diimplementasikan pada Agustus 2022 lalu, Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) melalui Save the Children Indonesia dan SCF sudah melakukan vaksinasi COVID-19 di 270 desa di Sulawesi Selatan pada 23.423 orang, termasuk 3.054 lansia, 485 penyandang disabilitas, 6.678 anggota keluarga pra-sejahtera, 1.272 masyarakat yang tinggal jauh dari layanan kesehatan, serta kelompok rentan lainnya.